Naah~~ akhirnya saya meluncurkan karangan saya sendiri, ini adalah fanficku cuat ARASHI, judulnya sudah tertera diatas, tapi ini gak sepenuhnya dari ideku, ini juga dari lagu Arashi berjudul Aozora Pedal, atpi sedikit ada penambahannya. Silahkan dibaca sembari menunggu episode Hana Yori Aiba selanjutnya... :)
“Yosh ! Ayo kita mulai.” Kata Sho.
“Hai !” kata mereka kompak.
“aku yg masukin mobilnya sama barang – barangnya ya.” Kata Sho.
“Iye dah.” Jawab Ohno datar.
Sho pun menaiki mobil pick up nya dan memundurkannya ke dalam garasi.
Garasi ini rencanya akan dibuat sebagai markas mereka, Aiba, Jun, Nino, Ohno, dan Sho. Mereka juga mengikut sertakan 3 teman cewek mereka,Nia, Laras, dan Tera.
“Iyaa ! mundur.. teruss.. Stop !” kata Aiba sambil mengarahkan.
Nino dan Ohno pun segera menurunkan barang2 yg dikiranya berat.
“sini aku bantu.” Kata Tera sambil membantu mengambil kotak kotak.
“Bisa gak nih?” tanya Aiba. “aku bawain sini.”
“Nih yaa, jangan sampe jatoh lho. Haha.” Kata Laras sambil menumpukkan barang ke Aiba.
“Iya lah.”
Tak disangka ternyata sudah terlalu banyak kotak yg dibawa Aiba.
“Chot.. chotto ! cukup segini aja. Aku gak kuat !” kata Aiba yg kewalahan sendiri.
“hahaha, udah gak usah bawel. Bawa masuk.” Kata Jun.
“Ohno, bantuin aku bawa kursinya.” Kata Nino.
“Oke siap !” kata ohno.
Mereka berdua pun menggotong kursi ke dalam.
“Aiba awas kamu tuh! Ntar aku tabrak lho.” Kata Nino memperingatkan.
“Eehh?? Okok.” Jawab Aiba dengan senyumnya yg ramah. “eeh, ohno, main yuk.” Kata Aiba ceria.
“Ayok, ayok.”
Mereka pun membuat permainan yg tidak masuk akal, sehingga semua teman2nya tertawa.
“ayo kita mulai kerja, aku sama Nia nyapu aja ya.” Kata Laras.
“yee, aku bagian ngelap meja sendiri.” Kata Tera cemberut.
“udah, gak usah sedih, aku temenin deh.” Kata Nino sambil memberikan senyumnya yg imut imut. :p
Tera yg malu hanya menjawabnya dengan anggukan.
“Ciee …” kata merekaa kompak.
“Aku yg ngecat ni tembok aja ye.” Kata Sho.
“oke. Eh, nyapu tuh sampe bersih ya.” Kata aiba tepat di telinga Laras. Dan itu membuat laras kaget.
“heee?? Kamu tuh. Ngaget2in aja e.” kata Laras sambil mendorong Aiba.
“itai ! dasar kamu baka!” kata Aiba sambil menjulurkan lidah.
“eehh??! Nanii !!!” Laras yg tidak terima pun terlihat marah.
“Baka ! baka, baka!” Aiba malah melagukan kata2 itu dan memancing emosi Laras.
“AIIBAA!!” laras pun mengejar Aiba yg mulai berlari mengelilingi tempat itu.
“Dasar mereka nih. Larasnya juga gampang kesinggung. Haha.” Kata Jun.
“Emang, yaudah lah. Biar aja. :p” jawab Nia.
Mereka pun segera bekerja sesuai bagian masing – masing.
Tanpa menyadarinya, Nia ternyata selama ini memperhatikan Sho. Dan Jun mengetahui itu.
“Nih.” Kata Jun sambil menyodorkan handuk kecil.
“um?” tanya Nia yg bingung.
“Sana kasih Sho. Kamu suka sama dia kan?” tanya Jun.
“eeh? Um.. ano.. aku..” Nia yg malu tidak berani menatap Jun.
“Udah, gak apa kok. Pokoknya aku bakal bantuin kalo emang dia bisa bikin kamu seneng.” Kata Jun.
Nia bingung kenapa Jun mengatakan hal ini kepadanya. “eee?? Ya deehh.”
Akhirnya Nia pelan – pelan melangkah ke arah Sho. Tapiii……
“Yas, ambilin handuk itu dong.” Kata Sho.
“Ini?” kata Laras sambil mngambil handuk kotor didepannya. “tapi ini kotor lho.”
“Udah gak apa.”
Laras pun memberikan handuk kotor itu untuk Sho.
Nia hanya memandangi handuk putih bersih yg digenggamnya sambil tersenyum.
Jun melayangkan tangannya ke pundak Nia, “udah, gak usah sedih. Masih ada kesempatan lain kok. Aku bakal nepatin janjiku. Oke.” Kata Jun.
Nia pun membalas dengan senyum penuh harapan.
Ohno yg hobi melukis, menulis nama untuk markas mereka di suatu papan putih.
“eh, kalo gini gimana?” tanya ohno minta pendapat.
“Bagus tuh .” kata Sho sambil melayangkan tangannya ke pundak Nia tanpa sadar.
Nia yg mengetahui itu hanya tersenyum, sambil sedikit menoleh ke arah Sho.
“sini aku tambahin.” Kata Aiba.
“Alaah, gak usah aneh2 lho Ba.” Kata Nino dan Laras kompak.
“Kalian kok kompak gitu e. Wah, komplotan nih.” Kata Aiba.
“Haha, emang. Komplotan buat ngerjain kamu.” Jawab Laras.
“yee, terserah lah.” Kata Aiba.
“marah, marah.” Goda Laras.
“Enggak Laras. Nih saya lagi ngecat. Bentar yya.” Jawab Aiba.
“sok sibuk kamu.” Kata Sho.
“Udah deh, mending bantuin.” Kata Aiba.
Jun malah mengecat handuk yg ada diikatkan di kepala Sho.
“Jun, kamu tuh malah ngapain e?” tanya Tera.
“tau nih. Gak jelas banget.” Kata Sho.
“Kan biar lebih berwarna.” Jawab Jun.
“Berwarna? Dari apanya?” tanya Nia yg ikut bingung.
“Dari… umm.. kasih tau gak yaa??” goda Jun.
“halah, gak penting banget to kamu Jun.” pukul Nino dari belakang.
“itai !” kata Jun sambil mengelus – elus punggung nya.
“hehehe. Eh nanti jadi barbeque an kan?” tanya Nino.
“Iya. Ditaman belakang aja ya.” Usul Tera.
“Siaap.” Jawab mereka kompak.
“Yaudah yuk kita nyiap2in di belakang. Udah hampir sore nih.” Ajak Sho.
“eeh. Bentar nih, lukisanku belom jadi.” Kata Aiba.
“hahaha, udah ditinggal aja.” Kata Laras.
“Tapi…”
“udah ayok.” Geret Laras.
Mereka semua pun menyiapkan barang2nya.
“jun, mana pemanggangannya? Tanya Nia.
“itu lho disebelah kananmu.” Jawab Jun.
“Sini tak bantu bawa.” Kata Sho.
“eeh? Oke.” Kata Nia tersenyum.
Jun yg melihat mereka pun hanya bisa tersenyum.
Ohno pun mengambil kamera di tasnya.
“Aku rekam yee.” Kata Ohno.
“Ah, aku jelek ohno.” Kata Tera.
“Gak, kok.” Kata Nino sambil merangkul Tera dan berpose.“eh, halo Jun, masak yg enak ya.” Kata Ohno.
“apaan nyuruh nyuruh, bantuin dong.” Kata Jun.
“hehe, lagi sibuk nih,” jawab Ohno sambil menjulurkan lidah.
Sho, Nia, Laras dan Aiba sedang menyiapkan bumbu dan bahannya.
“Haloo Sho, Nia, Laras, Aibaa.” Kata Ohno masuh merekam.
“Haloo.” Jawab mereka kompak.
“Ohno foto bareng aja yok.” Ajak Nino.
“oke aku matiin dulu.” Ohno pun mematikan rekamannya dan mengganti ke kamera.
“taroh sini lho Ohno.” Kata Sho sambil menunjukan ke arah meja yg tinggi.
“Oke, aku set dulu waktunya. Umm, 20 detik?”
“kelamaan.” Jawab mereka kompak.
“eeh? Biasa lho. Kompak banget kalian.” Jawab Ohno. “oke 10 detik.”
“oke.”
Ohno pun segera memasang kamera itu, dan bergabung bersama teman2nya.
3..2..1.. jepreet. :p
“liat, liat.” Kata Laras.
“ahaha, lucu.” Kata Nia.
“Nanti dicetak ya Ohno.” Kata Tera.
“siaap deh, kenangan ini gak bakal aku lupain.” Kata Ohno.
“iya. Ini kenangan terindah yg pernah aku alamin bareng sahabat2 ku.” Kata Jun.
Mereka pun segera melanjutkan masak. Dan bercanda satu sama lain.
Malamnya..
“eh ayo, beli kembang api.” Ajak Aiba.
“Oh iya bener2. Sana kamu beliin.” Suruh Nino santai.
“yee enak aja suruh suruh.”
“mending janken aja buat nentuin siapa yg beli. :p” usul Sho.
Tera, Nia, dan Laras, hanya tersenyum geli mendengar kata janken itu.
“haha, kalian tuh kayak anak kecil aja toh? Main janken segala.” Kata Laras sambil tertawa.
“ah . Urusai ! ayo cepetan mulai.” Kata Aiba galak.
“eh, judes banget ya ini anak. Ckck” kata Laras prihatin :p
“oke, sai sho wa gu, jan ken hoi !” kata mereka kompak.
“hoi ! yee aku menang.” Kata Aiba bangga.
“Hoi ! yahh, kenapa aku yg kalah sih?” tanya Sho pada dirinya sendiri.
“haha, emang udah nasibmu Sho.” Ucap Ohno menenangkan.
“Siapa, siapa yg kalah?” tanya Tera.
“itu Sho. Udah sana Sho beli yg banyak. Cepet yaa.” Kata Nino.
“Aahh, iye iye.” Sho pun segera pergi ke warung terdekat untuk membeli kembang api pesanan teman2nya.
“ehem.” Ucap Jun kepada Nia.
“Eh, Jun. kenapa?” tanya Nia.
“Ada kesempatan tuh.” Kata Jun sambil menelengkan kepala ke arah Sho pergi.
“Aa! Aku gak tau.” Jawab Nia sambil menunduk.
Jun mengambil dagu Nia, “udah sana kejar, bilang yg sebenernya.”
“umm??” Nia masih ragu.
“Iya, bener yg dibilang Jun, kejar sana.” Dukung Laras.
“Omongin perasaanmu yg sebenernya. Biar lega Nya.” Kata Tera.
“Tapi…”
“udah, gak usah pake tapi, tapi. Aku kasih tape lho. Haha.” Kata Jun menghibur.
Nia pun tersenyum, “oke, aku bakal ngomong sekarng.”Akhirnya Nia, pergi mengikuti Sho membeli kembang api.
Nahahahahahh,, ini masih ada kelanjutannya lho, ditunggu yaaa... :D Tenang aja Hana Yori Aiba berlanjut, konbanwa minna-san XD
“Yosh ! Ayo kita mulai.” Kata Sho.
“Hai !” kata mereka kompak.
“aku yg masukin mobilnya sama barang – barangnya ya.” Kata Sho.
“Iye dah.” Jawab Ohno datar.
Sho pun menaiki mobil pick up nya dan memundurkannya ke dalam garasi.
Garasi ini rencanya akan dibuat sebagai markas mereka, Aiba, Jun, Nino, Ohno, dan Sho. Mereka juga mengikut sertakan 3 teman cewek mereka,Nia, Laras, dan Tera.
“Iyaa ! mundur.. teruss.. Stop !” kata Aiba sambil mengarahkan.
Nino dan Ohno pun segera menurunkan barang2 yg dikiranya berat.
“sini aku bantu.” Kata Tera sambil membantu mengambil kotak kotak.
“Bisa gak nih?” tanya Aiba. “aku bawain sini.”
“Nih yaa, jangan sampe jatoh lho. Haha.” Kata Laras sambil menumpukkan barang ke Aiba.
“Iya lah.”
Tak disangka ternyata sudah terlalu banyak kotak yg dibawa Aiba.
“Chot.. chotto ! cukup segini aja. Aku gak kuat !” kata Aiba yg kewalahan sendiri.
“hahaha, udah gak usah bawel. Bawa masuk.” Kata Jun.
“Ohno, bantuin aku bawa kursinya.” Kata Nino.
“Oke siap !” kata ohno.
Mereka berdua pun menggotong kursi ke dalam.
“Aiba awas kamu tuh! Ntar aku tabrak lho.” Kata Nino memperingatkan.
“Eehh?? Okok.” Jawab Aiba dengan senyumnya yg ramah. “eeh, ohno, main yuk.” Kata Aiba ceria.
“Ayok, ayok.”
Mereka pun membuat permainan yg tidak masuk akal, sehingga semua teman2nya tertawa.
“ayo kita mulai kerja, aku sama Nia nyapu aja ya.” Kata Laras.
“yee, aku bagian ngelap meja sendiri.” Kata Tera cemberut.
“udah, gak usah sedih, aku temenin deh.” Kata Nino sambil memberikan senyumnya yg imut imut. :p
Tera yg malu hanya menjawabnya dengan anggukan.
“Ciee …” kata merekaa kompak.
“Aku yg ngecat ni tembok aja ye.” Kata Sho.
“oke. Eh, nyapu tuh sampe bersih ya.” Kata aiba tepat di telinga Laras. Dan itu membuat laras kaget.
“heee?? Kamu tuh. Ngaget2in aja e.” kata Laras sambil mendorong Aiba.
“itai ! dasar kamu baka!” kata Aiba sambil menjulurkan lidah.
“eehh??! Nanii !!!” Laras yg tidak terima pun terlihat marah.
“Baka ! baka, baka!” Aiba malah melagukan kata2 itu dan memancing emosi Laras.
“AIIBAA!!” laras pun mengejar Aiba yg mulai berlari mengelilingi tempat itu.
“Dasar mereka nih. Larasnya juga gampang kesinggung. Haha.” Kata Jun.
“Emang, yaudah lah. Biar aja. :p” jawab Nia.
Mereka pun segera bekerja sesuai bagian masing – masing.
Tanpa menyadarinya, Nia ternyata selama ini memperhatikan Sho. Dan Jun mengetahui itu.
“Nih.” Kata Jun sambil menyodorkan handuk kecil.
“um?” tanya Nia yg bingung.
“Sana kasih Sho. Kamu suka sama dia kan?” tanya Jun.
“eeh? Um.. ano.. aku..” Nia yg malu tidak berani menatap Jun.
“Udah, gak apa kok. Pokoknya aku bakal bantuin kalo emang dia bisa bikin kamu seneng.” Kata Jun.
Nia bingung kenapa Jun mengatakan hal ini kepadanya. “eee?? Ya deehh.”
Akhirnya Nia pelan – pelan melangkah ke arah Sho. Tapiii……
“Yas, ambilin handuk itu dong.” Kata Sho.
“Ini?” kata Laras sambil mngambil handuk kotor didepannya. “tapi ini kotor lho.”
“Udah gak apa.”
Laras pun memberikan handuk kotor itu untuk Sho.
Nia hanya memandangi handuk putih bersih yg digenggamnya sambil tersenyum.
Jun melayangkan tangannya ke pundak Nia, “udah, gak usah sedih. Masih ada kesempatan lain kok. Aku bakal nepatin janjiku. Oke.” Kata Jun.
Nia pun membalas dengan senyum penuh harapan.
Ohno yg hobi melukis, menulis nama untuk markas mereka di suatu papan putih.
“eh, kalo gini gimana?” tanya ohno minta pendapat.
“Bagus tuh .” kata Sho sambil melayangkan tangannya ke pundak Nia tanpa sadar.
Nia yg mengetahui itu hanya tersenyum, sambil sedikit menoleh ke arah Sho.
“sini aku tambahin.” Kata Aiba.
“Alaah, gak usah aneh2 lho Ba.” Kata Nino dan Laras kompak.
“Kalian kok kompak gitu e. Wah, komplotan nih.” Kata Aiba.
“Haha, emang. Komplotan buat ngerjain kamu.” Jawab Laras.
“yee, terserah lah.” Kata Aiba.
“marah, marah.” Goda Laras.
“Enggak Laras. Nih saya lagi ngecat. Bentar yya.” Jawab Aiba.
“sok sibuk kamu.” Kata Sho.
“Udah deh, mending bantuin.” Kata Aiba.
Jun malah mengecat handuk yg ada diikatkan di kepala Sho.
“Jun, kamu tuh malah ngapain e?” tanya Tera.
“tau nih. Gak jelas banget.” Kata Sho.
“Kan biar lebih berwarna.” Jawab Jun.
“Berwarna? Dari apanya?” tanya Nia yg ikut bingung.
“Dari… umm.. kasih tau gak yaa??” goda Jun.
“halah, gak penting banget to kamu Jun.” pukul Nino dari belakang.
“itai !” kata Jun sambil mengelus – elus punggung nya.
“hehehe. Eh nanti jadi barbeque an kan?” tanya Nino.
“Iya. Ditaman belakang aja ya.” Usul Tera.
“Siaap.” Jawab mereka kompak.
“Yaudah yuk kita nyiap2in di belakang. Udah hampir sore nih.” Ajak Sho.
“eeh. Bentar nih, lukisanku belom jadi.” Kata Aiba.
“hahaha, udah ditinggal aja.” Kata Laras.
“Tapi…”
“udah ayok.” Geret Laras.
Mereka semua pun menyiapkan barang2nya.
“jun, mana pemanggangannya? Tanya Nia.
“itu lho disebelah kananmu.” Jawab Jun.
“Sini tak bantu bawa.” Kata Sho.
“eeh? Oke.” Kata Nia tersenyum.
Jun yg melihat mereka pun hanya bisa tersenyum.
Ohno pun mengambil kamera di tasnya.
“Aku rekam yee.” Kata Ohno.
“Ah, aku jelek ohno.” Kata Tera.
“Gak, kok.” Kata Nino sambil merangkul Tera dan berpose.“eh, halo Jun, masak yg enak ya.” Kata Ohno.
“apaan nyuruh nyuruh, bantuin dong.” Kata Jun.
“hehe, lagi sibuk nih,” jawab Ohno sambil menjulurkan lidah.
Sho, Nia, Laras dan Aiba sedang menyiapkan bumbu dan bahannya.
“Haloo Sho, Nia, Laras, Aibaa.” Kata Ohno masuh merekam.
“Haloo.” Jawab mereka kompak.
“Ohno foto bareng aja yok.” Ajak Nino.
“oke aku matiin dulu.” Ohno pun mematikan rekamannya dan mengganti ke kamera.
“taroh sini lho Ohno.” Kata Sho sambil menunjukan ke arah meja yg tinggi.
“Oke, aku set dulu waktunya. Umm, 20 detik?”
“kelamaan.” Jawab mereka kompak.
“eeh? Biasa lho. Kompak banget kalian.” Jawab Ohno. “oke 10 detik.”
“oke.”
Ohno pun segera memasang kamera itu, dan bergabung bersama teman2nya.
3..2..1.. jepreet. :p
“liat, liat.” Kata Laras.
“ahaha, lucu.” Kata Nia.
“Nanti dicetak ya Ohno.” Kata Tera.
“siaap deh, kenangan ini gak bakal aku lupain.” Kata Ohno.
“iya. Ini kenangan terindah yg pernah aku alamin bareng sahabat2 ku.” Kata Jun.
Mereka pun segera melanjutkan masak. Dan bercanda satu sama lain.
Malamnya..
“eh ayo, beli kembang api.” Ajak Aiba.
“Oh iya bener2. Sana kamu beliin.” Suruh Nino santai.
“yee enak aja suruh suruh.”
“mending janken aja buat nentuin siapa yg beli. :p” usul Sho.
Tera, Nia, dan Laras, hanya tersenyum geli mendengar kata janken itu.
“haha, kalian tuh kayak anak kecil aja toh? Main janken segala.” Kata Laras sambil tertawa.
“ah . Urusai ! ayo cepetan mulai.” Kata Aiba galak.
“eh, judes banget ya ini anak. Ckck” kata Laras prihatin :p
“oke, sai sho wa gu, jan ken hoi !” kata mereka kompak.
“hoi ! yee aku menang.” Kata Aiba bangga.
“Hoi ! yahh, kenapa aku yg kalah sih?” tanya Sho pada dirinya sendiri.
“haha, emang udah nasibmu Sho.” Ucap Ohno menenangkan.
“Siapa, siapa yg kalah?” tanya Tera.
“itu Sho. Udah sana Sho beli yg banyak. Cepet yaa.” Kata Nino.
“Aahh, iye iye.” Sho pun segera pergi ke warung terdekat untuk membeli kembang api pesanan teman2nya.
“ehem.” Ucap Jun kepada Nia.
“Eh, Jun. kenapa?” tanya Nia.
“Ada kesempatan tuh.” Kata Jun sambil menelengkan kepala ke arah Sho pergi.
“Aa! Aku gak tau.” Jawab Nia sambil menunduk.
Jun mengambil dagu Nia, “udah sana kejar, bilang yg sebenernya.”
“umm??” Nia masih ragu.
“Iya, bener yg dibilang Jun, kejar sana.” Dukung Laras.
“Omongin perasaanmu yg sebenernya. Biar lega Nya.” Kata Tera.
“Tapi…”
“udah, gak usah pake tapi, tapi. Aku kasih tape lho. Haha.” Kata Jun menghibur.
Nia pun tersenyum, “oke, aku bakal ngomong sekarng.”Akhirnya Nia, pergi mengikuti Sho membeli kembang api.
Nahahahahahh,, ini masih ada kelanjutannya lho, ditunggu yaaa... :D Tenang aja Hana Yori Aiba berlanjut, konbanwa minna-san XD
Comments
Post a Comment