> Terimakasih karena sudah hadir lagi di hidupku. Mengisi kekosongan dalam hidupku. Membantuku melewati seluk beluknya kehidupanku yang mungkin tak ada artinya untukmu. Terimakasih untuk ketulusan hatimu menerimaku. Dengan segala hal yang mungkin tak kamu sangka ada dalam diriku. Terimakasih karena sudah menjagaku. Terimakasih mau menjalani hubungan ini walau harus terpisahkan oleh jarak dan waktu. Terimakasih sudah mempercayaiku. Aku akan menjaga hubungan dan kepercayaan ini untuk kita. Aku merindukanmu.
> Maaf karena aku terlalu sering menyakitimu. Entah kusadari atau tak kusadari. Dan tak kudasari. Maaf karena menjadi egois, tanpa memikirkanmu yang mungkin sakit hati atas perbuatanku. Maaf karena selalu menyalahkanmu di depan atau di belakang. Padahal sebenarnya perbuatanmu untukku itu karena kasih sayangmu. Bertahun-tahun sudah kau besarkan aku, bahkan merasakan sakit yang tak terhingga demi menyelamatkan nyawaku. Maaf dan terimakasih aku ingin ucapkan. Namun, kata-kata itu hanya sampai di ujung bibir. Bodohnya aku keterlaluan memanjakan gengsi. Aku hanya ingin bilang. Kalau aku menyayangimu. Kau dan kekasihmu. Aku menyayangi kalian. Terimakasih.
> Jangan lah kamu suka menyombongkan harta yang mungkin gak murni berasal dari kamu. Mungkin kamu mendapatkannya karena simpati orang tuamu. Atau karena kamu sendiri yang merengek memintanya. Jangan merasa sombong karena kamu sudah merasa sangat pintar dari orang-orang kebanyakan. Aku mengakuinya, tapi sangat tak enak di dengar ketika kamu mengatakan dengan nada angkuhmu ke semua orang seperti 'kalau aku bisa melebihi kalian jadi kalian tak bisa seenaknya denganku'. Marilah kita sama-sama perbaiki diri. Kamu dengan kelemahanmu. Aku dengan kelemahanku.
Comments
Post a Comment