Skip to main content

Persona 4 Episode 2 Versi SMM

“Selamat datang, di Ruang Velvet.” Kata Igor.

“Hanya orang2 yang punya ‘kontrak’ yang bisa masuk kesini.” Kata Mbaknya. :p “Kamu sudah melakukan hal yang sangat hebat, membangunkan kekuatan.

“Bawalah ini.” Kata Igor, ia menunjukkan sebuah kunci. “Ini adalah kunci seorang pengontrak. Mulai malam ini kamu jadi tamu di ruang Velvet ini. Persona mu adalah Wild Card.”

“Ini sangat unik. Sama seperti angka nol, bisa menahan segala kemungkinannya..”

“Aku penasaran kemana kartunya akan membantu kekuatanmu. Aku percaya aku diijinkan untuk menemani selama perjalnan ini…”

Ada sosok mayat tersangkut di antenna…

Kamis, 14 April 2011..

“Dhva! Hey Dhva! Bangun!” panggil Dicko.

Dhva pun bangun dan tersadar.

“Dhva…” kata Dicko.

“Apa kamu baik baik saja?” Tanya Tachonn.

“Dimana monsternya?” Tanya Dhva.

“Udah pergi.” Kata Dicko.

“udah?”

“Dia yang melawannya.” Kata Dicko sambil menunjuk Tachonn.

“Beneran?” Tanya Dhva gak percaya.

“Ya, tapi itu keren banget!” kata Dicko. “Bukannya kamu panggil hal itu, ‘Persona’?”

“Um, aku nggak begitu ngerti, tapi…” kata Tachonn.

“Daripada mikir, mending kita pergi skg keburu hal2 aneh dateng lagi.” Kata Dhva.

“Hee? Yah, aku pengen, tapi…” kata Dicko. “Gimana?”

“Aa, jalan keluar?” Tanya Kuma memastikan.

“Akhirnya nemuin kamu!” kata Dhva.

“Kamu kayaknya cukup familiar dengan daerah sini.” Kata Dicko.

“Yang paling penting, apa yg kalian lakuin sama bayangan2 itu?” Tanya Kuma.

“Bayangan? Maksudmu monster monster itu?” Tanya Dhva.

“Kamu tau?” Tanya Kuma.

“Ya benar!”

“Apa yang menggerakkan itu semua kamu?” Tanya Tachonn.

“Aa. Jangan jadi beruang bodoh!” gertak Kuma sampai akhirnya ia menghentakkan kakinya dan muncul tv.

“Wha—“ teriak mereka.

“TV??” Tanya Tachonn.

“Sekarang hentikan semua! Pergi dari sini!” gertak Kuma.

“Aku adalah beruang yang sibuk.” Kata Kuma sambil mendorong dorong mereka bertiga ke dalam TV.

“H..hey, apa yg kamu lakukan?!” Tanya mereka bersamaan.

“Pergi.. pergi.. pergi..!” teriak Kuma.

“Eh, eh, santai lohh. Hey heyy!”

Akhirnya mereka pun sampai di dunia mereka.

“Aduh.”

“Dasar beruang sialan.” Kata Dicko.

“Kita kembali.” Kata Tachonn.

“Hee? Syukurlaah! Kita masih hidup.” kata Dhva dan Dicko yg spontan langsung berpelukan satu sama lain. Saat menyadarinya, Dhva malah memukul Dicko.

“Bisa bisanya kamu curi kesempatan disaat saat seperti ini!” kata Dhva.

“Eeeeh?!”

Tachonn berdiri dan memperhatikan poster yang tidak jauh darinya.

“Eh? Kenapa?” Tanya Dhva.

“Aku lihat poster ini waktu di ruangan tadi.” Kata Tachonn.

“Kamu bener! Ini Hiiragi Mizusu. Bukannya dia akhir akhir ini sering muncul di TV? Menurut dugaannya suaminya punya hubungan gelap dengan pembawa berita ini, Mbak Yamano.”

“Hey, sekarang. Jadi apa ini tentang kamar menyeramkan itu?” Tanya Dicko.

“Mungkin ada hubungannya antara itu dan kematiannya mbak Yamano.” Kata Tachonn.

“hiaaaa. Jangan pergi kesana! Aku gak berpikir hatiku akan terima. Yah, kamar mandi! Aku harus ke kamar mandi!” kata Dicko yang langsung menuju kamar mandi.

“Ah, aku mulai kedinginan. Aku ngerasa nggak enak badan, aku pulang aja deh.” Kata Dhva.

“Um, oke…” kata Tachonn, sambil kembali melihat poster itu.

Jumat, 15 April 2011

“Aku bersumpah aku pergi ke neraka kemaren.” Kata Dhva.

“Kenapa?” Tanya Laras.

“Aku akan bilang itu semua ke kamu nanti. Tapi kamu boleh nggak percaya aku.”

“Hei, apakah kamu Laras?” kata orang asing yg aneh.

“Hee?”

“Aku udah nunggu dari pagi Laras.”
“Ka..kamu siapa?” Tanya Laras.

“Ayo kita jalan keluar kapan kapan.” Ajaknya.

“Hey, kamu tuh nakut2in dia.” Gertak Dhva.

“Ayo, Laras. Kamu mau pergi apa nggak? Jadi?!”
“Aku nggak mau.” Tolak Laras, ketakutan.

“Aaarrghh! Sialan kamu!” kata orang itu marah2 lalu meninggalkan mereka berdua begitu saja.

Lalu Tachonn dan Dicko pun datang.

“Yo.” Sapa Dicko.

“Selamat pagi.” Kata Tachonn.

“Oh, selamat pagi.” Balas Dhva.

“Apa yang…. Dia mau dari aku?” Tanya Laras yang masih shock.

“He? Dia cuma pengen ngedate.” Kata Dhva.

“Masak?”

“Kamu.. jangan bilang?”

“Yah. Kamu terlalu kasar. Kamu juga melakukannya padaku tahun lalu.” Kata Dicko saat mereka di dalam kelas.

“Dia kayak gitu juga?” Tanya Tachonn.

“Nggak ya.” Bantah Laras.

“Kalo gitu, kapan2 keluar mau?” Tanya Dicko lagi.

“Kayaknya nggak deh.” Jawab Laras.

“Oh, oke… Tapi itu keren! Aku juga udah suka sama orang lain juga kok.” Kata Dicko.

“Detha kan?” kata Tachonn.

“Iya. Tapi dia cuekin smsku dari kemaren…” sesal Dicko.

Tiba tiba terdengar suara sirine dari depan sekolah.

“Oh, yaampun.” Kata Dicko.

“Kasus lagi?” Tanya Tachonn.

Di aaudit besar.

“Eh, Laras kemana?” Tanya Dicko.

“Dia dapet telepon dari keluarganya. Dia bilang dia harus pulang dan bantu keluarganya di penginapan.” Kata Dhva.

“Penginapan apa?” Tanya Tachonn.

“Ah, Keluarganya Laras punya penginapan tradisional paling nyaman di kota ini. Laras adalah calon penerusnya.”

“Ooh.”

“Tapi seriusan nih, Mbak Deta kenapa sih? Dia masih nggak ngerespon….” Kata Dicko cemas.

“Dengar!” kata Pak Rofiq. “Pak Kepala Sekolah punya sesuatu untuk disampaikan. Jadi tolong diam dan dengarkan! Aku akan menaruh siapa saja yang menyepelekannya ke dalam black list ku. Sekarang diam!”

“Aku takut aku yang menyebutkan kabar buruk pertama kali pagi ini. Berna Detha kelas 3-D ditemukan meninggal pagi ini.”

“Hee?”

“Tolong tetap tenang. Aku sudah mengkonfirmasikan kepada gurunya kalau tidak ada pembullyan didalamnya…”

Dhva dan Tachonn spontan langsung memperhatikan Dicko.

“Tubuhnya juga digantungkan di antenna sama kayak Mbak Yamano. Kali ini di tiang telepon.” Kata anak2 yang membicarakan.

“Dicko.” Panggil Dhva.

“Katakan padaku, apa kalian ngeliat Midnight Channel tadi malem?” Tanya Dicko.

“Bisa bisanya kamu bahas ini sekarang?!” gertaka Dhva.

“Dengerin aku dulu! Tadi malem, aku nonton lagi. Aku pikir gadis yang di TV itu Mbak Detha. Apa kalian inget? Ada orang yang bilang kalo Mbak Yamano adalah soulmatenya setelah dia nonton Midnight Channel.”

“Oh, iya…” kata Dhva.

“Aku denger kalo dia meninggal dengan posisi yg sama denagan Mbak Yamano. Kebtulan yang sedikit dan bnyak?”

“Kamu jangan mikir…” tebak Dhva.

“Maksudmu siapa saja yang muncul di TV akan mati?” tegas Tachonn.

“Haa?” Dhva terkejut.

“Ingat gimana posternya Hiiragi Misuzu didalam TV?”

“Jadi dunia di dalam TV tuh bersangkutan sama kasus ini?” kata Tachonn.

“Gimana kalau Mbak Detha sama Mbak Yamano masuk ke dalam TV ini?!”

“Dicko, kamu nggak akan…” kata Dhva.

Di JUNES.

“Beneran, jangan lakuin ini!” kata Dhva.

Dicko sudah membawa tali tambang yang diikatkan ke tubuhnya.

“Kita udah pernah kabur sekali. Kita mungkin bisa ketemu beruang itu lagi kalau kita masuk ke pintu masuk yang sama.” Kata Dicko.

“Tapi kamu gak tau pasti!” kata Dhva.

“Baiklah, aku ikut sama kamu.” Kata Tachonn.

“Apa?! Aaa!” kata Dhva panic.

“Beneran?” Tanya Dicko. “Kamu akan jadi bantuan besar di satu sisi.”

Tachonn juga mengikatkan tubuhnya memakai tali.

“Dhva, tolong pegangi ini.” Kata Dicko.

“Bentar, apa kalian berdua serius?” Tanya Dhva memastikan.

“Berhenti Tanya kayak gitu. Jadi, apa kamu siap?” Tanya Dicko memastikan Tachonn.

“Iya!”

Mereka berdua pun masuk kedalam.

“H..hey.. tunggu bentar!” teriak Dhva. Dhva hanya mengecek apakah tali itu kecang dengan menarik narik. Tapi ternyata tali itu putus.

“Tuhkan bener. Ini gak berfungsi. Aku harus gimana?” Kata Dhva yang sangat menyesal.

Di dalam TV.

“Aduh sakit.”

“E..eh, kamu!” teriak Kuma. “Kamu balik lagi?”

“Ini tempat yg sama kayak minggu lalu.” Kata Dicko.

“Kamu emang pinter acting.” Kata Kuma.

“Haa?”

“Akhir akhir ini seseorang memasukkan manusia ke dalam sini waktu kabutnya hilang.”

“Kabut?” Tanya Tachonn.

“Kalo di dunia kalian berkabut, disini kabutnya hilang.” Jelas Kuma.

“Jadi, disini berkabut saat pembunuhan terjadi.”

“Kamu bisa masuk kesini.” Kata Kuma. “Itu berarti kamu juga bisa buang orang2 kedalam sini. Berarti, kamu pelakunya!”

“Jangan bodoh! Siapa juga yang mau…” kata Dicko.

“Cuma mungkin…” sela Tachonn.

“Haa?”

“Ada kesempatan untuk membuang Detha sama Mbak Yamano ke dunia ini.”

“Dan kamu yang ngelakuin itu!” tuduh Kuma. “Ayo kita bersihkan!”
“Apa katamu?! Aku yakin kamu yang naruh Mbak Detha disini!” gertak Dicko.

“Kyaaa~~” Kuma berteriak.

“Lepas kostum bodohmu itu dan tunjukkan dirimu!”

Dicko mencoba itu melepaskan baju yang dikiranya adalah sebuah kostum padahal…

“Hey.. hentikan!” teriak Kuma.

Setelah dibuka…

“Haa, apa – apaan?!”

“Nggak ada apa apa di dalamnya?” kata Tachonn.

“Itu kosong?! Gimana bisa?!”

Tachonn mengembalikannya kembali.

“A, terimakasih kawan.” Kata Kuma.

“Tachonn, kamu bener bener nggak tahu malu.” Kata Dicko.

“Hm…??” Tanya Tachonn.

“Aku akan mencabut kata2ku kalau kau benar2 nggak melakukannya.” Kata Kuma.

“Kenapa tiba2 berubah pikiran?” Tanya Dicko.

“Tapi untuk menukarnya, aku pengen kamu menemukan pelakunya, dan membuatnya menghentikan semua ini!” kata Kuma.

“Pelaku?” Tanya Tachonn.

“Aku hanya ingin tinggal di dunia yang indah dan tenang. Hu..hu..hu..”

“Apa masalahnya?” Tanya Dicko.

“Hanya kalian yang bisa aku andalkan. Maukah kamu janji untuk menemukannya?”

“Kenapa kita ha—“ kata Dicko.

“Tentu aja.” Jawab Tachonn.
“Hee?!” kata Dicko terkejut. “Nggak mungkin! Kamu mau menyelesaikan kasus ini?!”

“Yah, aku kasian sama dia.” Kata Tachonn.

“I..itu bagus!” teriak Kuma bahagia.

“Kamu adalah orang gila yang baik, kau tahu.” Kata Dicko. “Yaudah aku juga ikut.”

Mereka berjalan di sepanjang jalan dalam dunia itu.

“Untuk nukernya, kamu harus bantu kita keluar, Kumakichi!” gertak Dicko.

Dicko memakai kacamata yang dapat membuat pemakainya menglihat hal2 yang susah dilihat menjadi sangat jelas.

“Wow semuanya jadi keliatan lebih jelas! Eh, bukannya ini jalan yang kayak di tempat shopping di pinggir jalan itu ya?” Tanya Dicko.

“Disini lah waktu aku dulu ngeliat gadis i—“ kata Kuma yang tiba2 berteriak melihat penampilan baru Dicko.

“Eh Kuma, apa ini gadis yg kamu maksud?” kata Dicko sambil menunjukkan foto Detha.

“Iya, itu dia!” kata Kuma. “Aku kehilangan jejaknya waktu dia masuk ke toko itu.”

“Itu rumahnya Mbak Detha.” Kata Dicko.

“Apa kamu denger sesuatu?” Tanya Tachonn.

“Aku harap toko Junes itu hancur!” kata suara gadis samar samar. “Aku denger si Detha itu kerja disana. Dan ini kesalahannya Junes seluruh pertokoan jadi suram. Sialan banget sih.”

“Sialan! Siapa yang ngomong gitu?! Hentikan!” Teriak Dicko emosi sambil memasuki rumah Detha.

“Dicko!” panggil Tachonn.

“Berapa kali aku harus mengatkan padamu Detha?” kata suara bapak bapak. “Dimana harga dirimu sebagai kakak tertua di keluarga kita?! Bisa bisanya kamu diam2 kerja part-time di Junes!”

“Apa ini suara ayahnya mbak Detha?” Tanya Dicko. “Kenapa aku bisa denger suaranya? Hey! Apa ada orang disini?!”

Dicko menginjak sesuatu, tiket menonton yang dibelinya untuk Detha sudah disobek.

“ini…” kata Dicko kaget. “Aku kasih dia ini…”

“Aku nggak pernah bisa kasih tau dia.” Kata suara gadis.

“Ah? Mbak Detha?! Mbak! Mbak!” teriak Dicko. “Kamu dimana?!”

“Aku ngerasa Dicko itu…” lanjut suara itu.

“Ha? Aku kenapa?”

“…hanya seorang perusuh. Aku hanya baik dengannya karena ayahnya manager di Junes. Sangat menyebalkan dia salah paham dan menganggap semua berjalan seperti biasa.”

“Aku nyebelin?”

“Aku nggak peduli sama Junes! Sama seperti toko ku, tempat pertokoan, dan orang tuaku! Aku harap semuanya mati!”

“Kamu bohong! Itu semua bohong!” teriak Dicko. “Bohong! Mbak Detha nggak mungkin ngomong gitu!”

“Hahahaha… sangat menyedihkan… Anak malang! Tapi hanya kamu yang menganggap semua nya menyebalkan.” Kata seseorang. Dan ternyata orang itu adalah, bayangan buruk Dicko.

“Benar kan, ‘aku’?” Tanya Dicko palsu.

“Yah, yah, yah…” kata Kuma.

“Mereka ada dua.” Kata Tachonn.

“Kamu siapa?” Tanya Dicko pada bayangannya.

“Aku itu kamu.” Jawabnya.

“Ka..kamu itu aku?” Tanya Dicko balik.

“Kamu nggak bisa menyembunyikan apapun dari aku. Jadi, kamu dateng kesini karena Detha, ha? Percobaan yang bagus! Kamu dateng Cuma untukk seneng seneng kan? Lagian kamu juga bosen hidup disana.”

“He?! Nggak, itu gak bener!” bantah Dicko.

“Kamu bahkan berharap kamu beruntung dan menjadi pahlawan. Kematian dari kakak kelas tercintamu hanya sebuah alas an yg kamu butuhkan. Hahahaaha…”

“Serius kamu siapa?” Tanya Dicko lagi. “Apa yang kamu bicarakan?”

“Aku adalah bayangan… dari diri yang sesungguhnya. Aku adalah bayanganmu.”

“Hentikan semua! Aku nggak tahu siapa kamu!” bantah Dicko.

“Hahahaha.. Ini dia! Aku merasakan kekuatanku!”

“Kamu bukan aku!” lagi lagi dia membantah.

“Haahaha, hahahaha. Kamu benar! Aku adalaah diriku sendiri sekarang!”

Bayangan Dicko berubah menjadi monster jahat.

“Aku bukan kamu!” teriak bayangan Dicko yang sudah menjadi monster itu.

“Di…dia berubah menjadi bayangan!” teriak Kuma.

Tachonn pun mulai membantu Dicko menggunakan Persona.

“Persona!” seru Tachonn sambil mengeluarkan personanya, Izanagi.

“Apa kamu baik baik aja, Dicko?” Tanya Tachonn.

“Kamu keren banget! Aku nggak percaya kamu punya kekuatan hebat, master.” Kata Kuma.

“Nggak.” Kata Dicko lirih.

“Hee?”

“Nggak mungkin orang sial itu adalah aku….” Sangkal Dicko.

“Tapi itu bener bener dari dalam hatimu, Dicko.” Kata Kuma.

“Nggak mungkin.”

“Hahahaha, kamu bersikap dengan ramahnya, hanya supaya kamu nggak merasa kesepian. Kamu nggak bisa merasa kesepian!” kata bayangannya.

“Nggak! Itu bukan aku! Aku nggak tahu dia!” kata Dicko seraya lari kearah bayangan itu, tapi akhirnya hanya dipukul hingga terlempar jauh dan mengenai Tachonn.

Tiba tiba bayangan hitam menyelimuti mereka.

“waduh! Bayangan disekitarnya sudah beresonansi dengannya! Master, semuanya akan kacau kalau kamu nggak segere menghentikannya!” kata Kuma.

“Aku tahu semuanya!” kata bayangan itu. “Aku tau seberapa lemah kamu!”
Tiba tiba muncul sebuah rekaman video tak tahu datang darimana -,-

“Ayo, kita minta tolong Dicko.” Kata gadis video pertama.

“Maksudmu pangerannya Junes?” Tanya gadis video kedua.

“Dia pikir semua orang bergantung padanya karena dia anak manager Junes.”

“haha, dasar pecundang!”

“Kamu tahu kamu selalu ada saat orang2 gelisah, tapi kamu masih bersikap baik sekali untuk membantu ego mu!” Kata bayangan itu.

“Hentikan!” teriak Dicko.

Bayangan itu siap menyerang.

“Ini dia!” kata Kuma.

“Sangat menyebalkan dia salah paham dan menganggap semua berjalan seperti biasa.” Kata suara samar2 Detha.

“Kamu ngajak jalan dia karena kamu muak dengan kehidupan di kota ini. Kamu Cuma butuh hiburan!” teriak bayangan Dicko.

“Nggak! Hentikan ini!” teriak Dicko. “Kamu salah, salah, salah, salah, salah!”

“Kamu lebih baik mati!”

“Aku nggak kayak gitu!”

“Izanagi!” teriak Tachonn, tanpa sengaja ia memukul wajah Dicko dengan sangat keras.

“Sakit!” kata Dicko.

“Ups, salah orang.” Kata Tachonn.

Kuma hanya tertawa dibelakang.

“Apa?! Kamu ini…!”

“Apa kamu suka dia?” Tanya Tachonn. “Mbak Detha maksudku.”
“Iya, aku bener bener suka.”

“Kalau gitu, apa ini sudah cukup bagus?” Tanya Tachonn sambil mengulurkan tangannya.

“Iya… kamu bener.”
“Dia mencampakkan kamu!” ejek Kuma.

“Diam! Sebenernya aku tahu itu, tapi aku sangat payah nggak bisa menerima hal itu. Aku depresi nggak bisa ikut bersama sama dengan orang lain, makanya aku bersikap cool. Bahkan aku mikir aku benar2 nyebelin.” Dicko mengambil tiket menonton. “Tapi perasaan yang kurasain sama Mbak Detha itu beneran.” Dia memandang bayangannya. “Jadi itu aku, huh? Itu adalah bagian yang membuat diriku sampai saat ini.”

“Huaa.. kamu menyebalkan, dasar menyebalkna.!” Teriak bayangan itu yang sudah mulai melemah.

“Dia bersikap aneh! Sekarang giliranmu!” kata Kuma.

“Izanagi!” panggil Tachonn.

Akhirnya sang monser pun kalah diserang oleh Persona Tachonn. Dicko pun mendatangi bayangannya.

“Kamu adalah aku, dan aku adalah kamu.” Kata Dicko pada bayangannya.

Lalu bayangan Dicko berubah menjadi Persona Dicko.

“Apa ini…” kata Dicko.

“…Persona.” Jawab Tachonn.

“Tachonn, kamu bener bener sangat membantu. Makasih, bro.” kata Dicko.

Mereka pun sudah kembali ke dunia nyata.

“Itu bagus!” kata Dicko. “Eh?”
“HIks, kalian kembali!” teriak Dhva sambil menangis.
“Eh, kenapa?” Tanya Dicko.

“Jangan kesini!” kata Dhva. “Talinya putus, terus aku nggak tahu aku harus gimana. Aku tuh bener bener khawatir! Heh, aku bener2 bingung! Kamu nyebelin! Aku nggak bisa percaya kamu! Kamu bener bener nyebelin!”
“Maaf Dhva.” Kata Dicko.

“Aku minta maaf.” Kata Tachonn.

“10 pesanan steak sapi.” Kata Dhva.

“He? Bilang lagi.” Kata Dicko.

“10 pesanan steak sapi.”

“Te.. tentu aja kamu akan dapet itu! Ini kan juga dalam rangka kita minta maaf. Ya, kan, Tachonn?” kata Dicko.

“AKu juga?” Tanya Tachonn bingung.

“Dia beliin aku nikkudon.” Kata Dhva.

“A.. aku ngerti.” Kata Tachonn.

“Kalau gitu aku maafin kalian.”

“Phew, aku capek banget.” Kata Dicko yang pulang berjalan dengan Tachonn dalam hujan.

“Aku nggak percaya Mbak Detha sama Mbak Yamano terbuang ditempat yang sangat berbahaya.” Kata Dicko.

“Aku yakin orang2 yang terbuang disini diserang sama bayangannya sendiri kayak apa yang dialamin Dicko tadi.” Kata kuma saat di TV.

“Aku nggak bisa biarin ini, kalau ini emang bener mereka dimasukin ke TV. Kita akan segera menemukan pelakunya!”
“Aku yakin kita pasti bisa!” kata Tachonn.

“Jelas lah. Kamu tahu, aku ngerasa kita bisa nyelesain kasus ini selamu kamu ada di deketku.”
“Eh?”

“Jadi… Aku berserah sama kamu.” Kata Dicko sambil mengulurkan tangan.

“Uh, oke.”

Mereka berdua pun saling berjabat tangan.

~ continue ~

Comments

Popular posts from this blog

[FICTIONSTORY] New Zealand is a Good Land (Prolog)

Cerita ini terinspirasi dari acara Amazing F(x), dan nama – nama yang berperan disini mungkin banyak terdapat kesamaan tapi ada juga yang kubikin beda. Jadi maaf ya yang namanya aku pake. Hihihi. Jangan tersinggung please, anggap saja itu orang lain. .-.v PROLOG Banyak sekali grup boyband dan girlband yang sedang berkembang pada saat ini. Tak kalah juga dengan 5 orang gadis yang tinggal di daerah Indonesia, tepatnya di sekitar pulau Jawa, dan lebih menjurus lagi di provinsi DIY, dan tinggal di kota Yogyakarta. ._.v Mereka berlima sudah terbentuk sebagai grup vocal dibawah agensi ternama di Korea. Tetapi karena mereka berlima termasuk trainee Indonesia, jadi mereka diutamakan untuk mempromosikan grup mereka di Indonesia. Mereka juga tinggal dari sebuah dorm yang bisa dibilang cukup besar bagi 5 orang ini untuk berlatih dan sebagainya. Grup ini sudah debut sekitar 3 tahun yang lalu. Nama grup ini adalah Function. Berikut kelima member tersebut.  Cast:

[REVIEW] F(x) - Pink Tape Comeback!!

Yah, seperti yang kalian tahu, F(x) sudah comeback. Setelah perilisan album terakhir mereka "Electric Shock" tahun lalu, akhirnya pada tanggal 29 Juli 2013 mereka kembali dengan album kedua mereka "Pink Tape". Konsep ini sedikit berbeda dengan konsep Electric Shock tahun lalu. Salah satu lagu yang dijadikan single hits di album ini adalah "Rum Pum Pum Pum" atau dalam bahasa Koreanya, "첫 사랑니 (Cheot Sarangni / Wisdom Tooth)". Seperti biasa F(x) mengambil tema tentang cinta di lagu ini. Ya, kalau dari liriknya sih, itu seperti seseorang yang sedang mengalami cinta pertamanya. Pasti ngerasain lah ya yang namanya sakit juga. #curhat. Ya semacam itulah, tapi lagunya bagus, aku suka. Cuman ya buat yang belum pada denger pasti mikir 'Ini lagu apaan sih aneh banget, nggak bentuk?' Yah, aku juga sama seperti itu. Suka banget sama komposer lagu ini. Berani ekstrem. #eaa tapi ya kenyataan namanya juga fans, mau lagunya aneh pun bakal berusaha buat

EXO "XOXO" First Teaser

Annyeong, annyeong... hmmm kemaren tepat tanggal 17 Mei 2013 EXO kembali meluncurkan foto teaser ke dunia maya... (read : twitter, facebook) Mereka mengeluarkan 3 foto teaser.. aku share yah.. Nah ini dia teaser pertamanya.. lucu yah.. entah nanti konsep mereka apa, tapi kalo dilihat dari sini mereka kayak anak sekolahan.. Huaa, mau juga aku kalo disekolah gue ada cowok - cowok kece beginian.. Ohya, bukannya apa - apa, kenapa ya sejak foto - foto teaser keluar tuh yang aku lihat cuma formasi mereka. Maksudku yang duduk didepan or berdiri didepan biasanya yang tingginya nggak tinggi tinggi banget *nahloh kkk~ Ini teaser kedua. EXO - K yeah. Itu lucu banget nggak sih pose mereka. Si Kai lagi kaget soalnya tiba - tiba ada yang motret, si Baekhyun lagi clingak - clinguk cariin tukang nasi goreng yang biasanya lewat udah lewat apa belom eh malah ke poto, si suho bingung mesti gimana mungkin dia pengen kasih tau Baekhyun, "Men, kita lagi pemotretan kenapa lo malah c