Title: My
Love, My Kiss, My Heart
Author:
ggamjongin ^^ Ide by : byunlighters -_-
Genre:
drama, romance, comedy
Length:
Chapter
Main Cast:
Kim Jongin / Kai (EXO), Laras (OC), Puspa (OC), Wu Yifan / Kris (EXO), Kim
Yejin
Chapter 2
Author POV
Sewaktu Laras menoleh kearah laki – laki itu. Ia
membelalakkan matanya. Ia terkejut dengan laki – laki yang memasuki ruangan
itu.
Ia berbeda dengan Kris yang berwajah seperti bule. Dia justru
mirip dengan artis Indonesia ‘Adipati Dolken’. Kulitnya pun tidak seputih kulit
Kris. Tapi masih lebih putih kulit dia dibanding kulit Asia Laras dan Puspa.
Laras terus menatap laki – laki itu
tanpa berkedip sekali pun. Lalu tiba – tiba Sooman ahjusshi mulai berbicara.
“Nah, Laras-ssi, jadi orang ini, Kim Jongin, yang akan menjadi tentormu. Kau
setuju bukan?”
Hening. Laras masih menatap laki –
laki bernama Kim Jongin itu dengan tatapan seperti orang lapar. Jongin pun yang
ditatapnya hanya menatap datar Laras.
“Laras-ssi?” panggil Sooman ahjusshi.
“Ya!”
Puspa mencubit tangan Laras.
“Ah! Appo! Ah ne seonsaengnim.”
“Hahahaha. Baiklah. Kalian lebih
baik mencari waktu agar bisa berlatih. Dan juga, kalian berdua tenang saja,
masalah biaya hidup dan apartemen kalian, sudah ku urus.”
“Benarkah? Ah kamsahamnida, seonsaengnim.”
Jawab Puspa dan Laras sambil membungkuk dalam – dalam.
“Hahaha, iya sama – sama. Kalau
begitu, saya permisi dulu ne. Yifan, Jongin, aku pasrahkan mereka berdua pada
kalian.” Ucap Sooman ahjusshi.
“Ageuseumnida
seonsaengnim.” Jawab mereka berdua
kompak.
Setelah Sooman pergi dari ruangan
itu, tinggalah keempat anak manusia yang masing – masing masih canggung.
“Ehhem, annyeonghaseyo, Puspa imnida,
ini sepupuku Laras.” Ucap Puspa sedikit ketus.
“Oh, ne annyeonghaseyo, Laras imnida. Bangapta.” Kata Laras menimpali.
“Arraseo,
tanpa memperkenalkan diri juga kalian pasti sudah tahu aku.” Kata Kris sedikit
menyombongkan diri.
“Mwo?
Artis macam apa kau sombong sekali.” Gerutu Puspa. “Mana ada artis yang pada
saat beli minum di café langsung pergi tanpa membayar.”
“Apa?! Kau?” Kris menahan kata –
katanya lalu menatap Laras dan Kai dengan tatapan hati – hati.
“Waktu itu aku sedang dikejar sasaeng
fans, jadinya aku tidak sempat membayar.” Bisik Kris pada Puspa.
“Hah, itu tetap saja. Akhirnya jadi
aku yang harus bertanggung jawab, karena aku yang sedang berjaga malam itu.”
“Baiklah, baiklah. Kali ini kau akan
kutraktir, tapi kau tidak usah menyebarkan kasus ini. Arra?”
“Hmm, oke, aku setuju, tapi kau
harus mentraktir apapun yang kumau.”
“Dasar matre! Baiklah. Kajja!” Kris langsung menarik tangan
Puspa meninggalkan Laras dan Kai diruang itu.
“Eh? Laras, nanti aku akan
menghubungimu kalau aku sudah selesai berurusan dengan laki – laki pabo, ini. Bye.” Teriak Puspa yang
semakin menjauh. Dan terdengar suara Kris yang terlihat tidak terima atas
perkataan Puspa.
Hening. Tidak ada yang memulai
pembicaraan.
“Eum, Jongin-ssi. Aku akan memperkenalkan diri. Choneun La…”
“Untuk apa? Toh kau tadi juga sudah
memperkenalkan diri. Jangan buang – buang waktuku seperti itu. Jika tidak ada
yang ingin kau bicarakan aku akan pergi sekarang.” Jongin tiba – tiba memotong
perkataan Laras, lalu berjalan kearah pintu keluar.
“Ah, chakkaman!” panggil Laras.
Jongin berhenti.
“Tapi mulai kapan kau akan memulai
untuk jadi tentorku?” tanya Laras kemudian.
“Huh, menjadi tentormu? Yang benar
saja. Aku tidak akan menjadi tentormu.” Ucap Kai dingin lalu kembali melangkah
keluar ruangan meninggalkan Laras yang kebingungan.
“Mwo?!
Ya! Jongin-ssi! JONGIN-SSI!!” Laras
terus memanggilnya tetapi tidak ada jawaban.
“Aish,
jincca, ada apa dengan orang itu? Aku
pikir dia terlihat ramah saat bincang – bincang di tv waktu itu. Ternyata…
aargghh!! Na eottokhae? Aku harus apa?”
Akhirnya Puspa dan Kris pun memasuki
SM Cafetaria yang kebetulan saat itu sedang sepi.
“Cepat kau mau pesan apa?” tanya
Kris sedikit ketus.
“Hmm, aku mau ramyeon pedas, galbi,
coca cola, sama pudding coklat ya.” Pesan Puspa santai.
“Mwo?
Heh! Ususmu terbuat dari karet ya memang?”
“Sudah jangan banyak bicara, cepat
bayar!”
“Ah, arraseo. Ahjumma, berapa
semuanya?”
Setelah Kris membayar pun mereka
berdua duduk di salah satu meja.
“Kris-ssi, kamsahaeyo. Maaf
malah merepotkanmu.” Kata Puspa memasang wajah polos.
“Hmm. Gwenchana. Oh ya, kau bisa mulai memanggilku oppa kalau kau mau.” Ucap Kris sambil menatap kearah lain. Gengsi.
“Oppa?
Arraseo. Kris oppa, kamsahanida.” Kata
Puspa kali ini dengan wajah sok imut.
“Aahh, ne ne. Sudah sana cepat
makan!”
Tiba – tiba ponsel Puspa berdering,
dan di layarnya terpampang nama Laras.
“Eoh, wae?” tanya Puspa.
“Aish
jincca aku benar – benar kesal!!” teriak Laras.
“Y..ya! Kenapa kau berteriak? Ada apa??”
“Sudah,
aku pulang duluan. Nanti biar kuceritakan dirumah. Aku pulang duluan. Oh ya salam
juga untuk Kris-ssi. Bye~” Beep.. Beep.. Beep.. Laras langsung menutup
telponnya.
“Ah, ada apa lagi dengan anak ini?”
Puspa menatap ponselnya heran.
“Siapa?” tanya Kris kepo.
“Itu, Laras. Dia pamit pulang
duluan, tapi sepertinya ia sedang marah besar. Entahlah, ini aneh, padahal tadi
sepertinya baik – baik saja.” Ucap Puspa sambil memakan galbinya.
“Hmm, sepertinya aku tahu.” Ucap
Kris sok misterius.
“Kau tahu apa?”
“Pasti karena Kai. Aish, bocah itu.”
“Kai? Kai-ssi, wae?” kali ini Puspa yang kepo.
“Bagaimana ya menjelaskannya.” Kris
tampak berpikir. Lalu ia sedikit melirik Puspa. “Bagi dulu galbinya.”
“Ahhh, andwae! Ini milikku!”
“Ya!
Yang beli ini kan juga aku!”
“Kau tak ingat apa alasanmu
membelikanku ini?”
“Pelit sekali sih? Dasar, usus
karet!”
“Whatever
did you say. Cepat ceritakan.”
“Kai itu orangnya dingin.” Jelas
Kris.
“Cuma itu?”
“Ya, sebenarnya dia bisa ramah
dengan orang – orang yang sudah lama dekat dengannya. Bahkan memberku,
Baekhyun, juga mengatakan itu.”
“Baek.. Baekhyun oppa? Kau, kenal
dengannya?!” tanya Puspa dengan wajah berbinar – binar.
“Tentu saja, aku ini leadernya,
bodoh.”
“Ah, ne, mian. Hehe.” Ucap
Puspa sambil menggaruk – garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Lagipula, kau saja belum pernah
bertemu dengannya, semudah itu memanggilnya oppa?”
“Wae,
wae? Kau cemburu ya?”
“Mwoya?
Apa – apaan aku cemburu! Ada – ada saja kau ini.”
“Ahaha, aku hanya bercanda oppa, kenapa kau marah – marah. Dasar
aneh.”
Hening.
“Baiklah, kapan kau mulai
mengajariku? Kau akan mengajariku untuk bagian rap kan?”
“Um, nanti saja ku kabari lagi. Aku
juga masih belum tau kapan ada waktu luang. Aku minta kontakmu saja.”
“Arraseo.”
Mereka pun saling menukar kontak
mereka. Untuk kedua orang ini semua berjalan lancar. Tapi bagaimanakah nasib
Laras??
“Aku pulang?” sapa Puspa yang baru
saja pulang.
Dia tidak mendengar adanya sahutan
dari satu – satunya orang diapartemen itu.
“Laras?? Kau dimana?”
Puspa sudah mencari keseluruh
apartemen, tetapi dia sama sekali tidak menemukan jejak Laras.
“Aduh, dia pergi kemana sih? Biasanya
kalau pergi pasti ijin dulu.” Gumam Puspa. Ia pun mencoba untuk menghubungi
Laras. Tapi ia mendengar suara ponsel itu dari arah kamar Laras.
“Sial! Ponselnya tidak dibawa juga.
Ah, eottokhae?!”
Tiba – tiba perkataan Kris saat di
kantin tadi teringat lagi.
“Kai
itu orangnya dingin.”
“Ah! Apa jangan – jangan, perkataan
Kris oppa tadi benar. Jangan – jangan Kai sudah membuat Laras stress karena
perlakuan Kai yang tidak ramah, lalu ia.. ia mencoba bunuh diri! Ah andwae!” Puspa pun segera berjalan ke
balkon apartemen. Hanya tempat itu satu – satunya yang dipikirkannya.
“Ah, bagaimana mengambil baju itu?
Aish kenapa jatuhnya dipinggir sih? Bikin merinding saja.”
“Laras, menjauh dari sana?! Jangan
lakukan hal gila, jebal. Aku tidak
ingin kehilanganmu.” Ucap Puspa mendramatisir sambil mendekati Laras pelan –
pelan.
“Ya!
Kau pikir aku mau apa? Bunuh diri, eoh?”
tanya Laras ketus.
“Ta..tapi. Kenapa kau berdiri di
situ?” tanya Puspa kemudian.
“Ada pakaian yang jatuh kesitu. Aku
tadi hanya ingin mengambil beberapa jemuran karena mendung. Bukan mau bunuh
diri.”
“Ah, untunglah.”
“By
the way, kenapa kau tiba – tiba berpikir kalau aku akan bunuh diri? Pasti
ada alasannya?”
“Ah, i..itu. Tadi, kan.. Kau, marah
– marah saat meneleponku. Aku pikir ada sesuatu yang mengganggumu. Jadi…”
“Aku tidak sebodoh itu, Puspa.
Hahaha. Kau lupa ya aku takut dengan ketinggian? Ada – ada saja kau ini.” Kata
Laras sambil tersenyum, dan kembali memungut pakaian – pakaian yang jatuh.
“Tapi, katakan padaku, sebenarnya
kau kenapa?”
Laras menghembuskan nafasnya berat.
Seakan – akan lelah, terhadap sesuatu. Lalu ia mendudukkan dirinya di bangku
terdekat. Puspa pun mengikuti arah jalannya.
“Jongin sunbae.” Satu kata yang terucap dari bibir Laras.
“Wae? Ada apa dengan Jongin sunbae?”
“Dia tidak akan menjadi tentorku.”
Ucap Laras sedih.
“Mwo?!
Tapi, tapi kenapa? Kau salah apa?”
“Entahlah, aku juga tidak tahu.
Arghhh, aku bingung sekali! Aku harus apa sekarang? Tidak mungkin aku
mengatakan pada Sooman ahjusshi
tentang hal ini kan?”
“Jangan, nanti malah Jongin sunbae yang kena masalah.”
“Lalu aku harus apa? Diam – diam
mencari tentor lain? Apa minta diajari oleh Kris sunbae bersamamu?”
“Ah, tapi Kris oppa kan melatih rapp. DIa bukan main dance di grupnya.” Jelas
Puspa.
“Ah, begitu ya. Aku pikir sama
saja.”
“Hmm, Yas, kau bujuk saja terus
Jongin sunbae atau Kai sunbae apalah itu terserah. Jangan
menyerah, toh dia pasti akan luluh pasti akhirnya. Trust me, it works.” Ucap Puspa sambil wink. Ah, mungkin ia sudah
mulai tertular kebiasaan Kris.
Laras tampak berpikir sejenak. “Yup!
Kau benar! Aku tidak akan menyerah, aku pasti bisa meluluhkan sikap dingin, Kai
sunbae!” ucap Laras penuh semangat.
“Nah, begitu dong, itu baru
sepupuku. Ya, sudah ayo kubantu kau mengambil jemurannya. Sudah mulai malam,
aku lapar.”
Akhirnya mereka pun segera masuk ke
apartemen dan melakukan aktifitas selanjutnya.
Esok harinya, Puspa dan Laras sudah
mulai menjadi trainee di SM. Di pagi hari mereka menyelesaikan terlebih dahulu
kuliah mereka, lalu setelah selesai, mereka melanjutkan latihan di gedung SM.
Seperti saran dari Puspa kemarin,
Laras akan terus membujuk Kai, untuk mengajarinya menari. Kebetulan member dari
EXO sedang tidak ada jadwal, dan mereka sedang beristirahat di dalam dorm.
Laras pun memberanikan diri untuk datang ke dorm EXO.
Tok.. Tok.. Tok.. Lalu pintu pun
terbuka. Dan munculah, sesosok pria yang sangat tinggi, berwajah tirus,
menggunakan kacamata dan wajahnya menunjukkan seperti anak kecil yang sedang
ceria.
“Oh, nuguseyo?” tanya laki – laki itu.
“Ah, choneun, Laras imnida.
Aku trainee baru disini. Maaf, apa
aku bisa bertemu dengan Kai sunbae?”
tanya Laras akhirnya.
“Kai? Dia…”
“Ya!
Chanyeol-ah! Siapa yang diluar,
kenapa tidak kau suruh masuk?” tanya seseorang dari dalam.
Tidak lama ia memanggil, dia pun
keluar menyusul laki – laki yang dipanggil Chanyeol itu tadi.
“Ini, Suho hyung, ada trainee baru yang mencari Jongin.” Kata Chanyeol.
“Ne,
annyeonghaseyo, Laras, imnida.”
“Ah, Laras, aku pernah mendengar
tentangmu, kalau tidak salah kemarin Kai bercerita padaku.” Jelas laki – laki yang dipanggil Suho itu.
Deg. Tiba – tiba jantung Laras
berdetak sangat cepat. Banyak pikiran berlalu lalang dipikirannya. Apa yang Kai
ceritakan tentangnya? Apakah Kai menjelek – jelekkan dirinya didepan member EXO
yang lain seperti kelakuannya pada Laras kemarin? Lalu, muncul lagi seseorang
dari dalam, ia terlihat sedang memakan sekotak ice cream.
“Ada apa sih ini, kok pada di depan
pintu, Yura noona bawa makanan lagi
ya?” kali ini Laras mengenal orangnya. “Oh, Laras-ya. Kau sedang apa disini?”
“Ne,
annyeong, Kris oppa. Ya, aku sudah mengatakan tadi, aku ingin bertemu dengan Kai.
Apakah dia ada?”
“Ehm, dia sedang berlatih dance di
studio. Tapi…”
“Ah, arraseo, terimakasih infonya, sunbaenimdeul.
Annyeong.” Ucap Laras sambil
membungkuk lalu pergi.
“Ah, Laras-ssi, aku belum selesai bicara!” panggil Suho dari jauh. “Aduh,
bagaimana ini? Kai pasti akan marah jika dia tiba – tiba masuk. Dia kan kalau
sedang latihan pasti tidak mau diganggu.”
“Sudahlah, sepertinya Laras orang
yang kebal.” Kata Kris santai.
“Apa maksudnya?” tanya Chanyeol.
“Kemarin dia juga sudah kedapatan
sikap dinginnya Kai. Tapi dia tidak menyerah, kan? Nyatanya dia malah mau
mencari – cari Kai.”
“Ah, ya semoga saja begitu. Aku
takut dia malah semakin sakit hati jadinya. Aku benar – benar terkejut saat
Jongin memberitahuku kalau ia menjadi tentor seorang trainee.”
Tap.. tap.. tap..
Laras, terlihat sangat lelah karena
ia sudah mencari ke segala studio, tapi ia tidak menemukan Kai.
“Kai-ssi, Jongin-ssi, kau
dimana sih?” ucap Laras disela – sela ia berlari. Sampai akhirnya ia mendengar
suara music yang berdentum keras. Dengan sangat yakin ia membuka pintu itu, dan
membuat suara lagu yang beraliran dubstep itu terdengar sangat keras
ditelinganya. Ia pun terus berjalan, sampai akhirnya ia menemukan seseorang
yang ia cari sedari tadi.
Diam – diam, ia terus memandangi
sosok laki – laki yang dikaguminya sejak pertama kali melihat dari televisi.
Sosok yang membuatnya sangat ingin menjadi sepertinya. Sosok yang sikapnya
sangat tidak diduga olehnya. Dan pastinya sosok yang saat ini berhenti menari
dan menatap kearah Laras.
Laras yang panik karena
keberadaannya tertangkap oleh kedua mata tajam milik Jongin pun, hanya bisa
pasrah menunjukkan diri dengan wajah tertunduk.
“Kau. Mau apa kau kesini?” tanya Kai
dingin.
“Aku, mencarimu daritadi.” Jelas
Laras.
“Mencariku, untuk apa?”
Rasanya Laras sangat ingin menjambak
rambut laki – laki dihadapannya itu. Tapi ia harus bersabar, demi dirinya,
bukan Kai.
“Tentu saja untuk memintamu
mengajariku, Kai-ssi. Kau lupa kau
ditunjuk untuk menjadi tentorku?”
“Ah, masalah itu. Aku sudah lupa.
Lagipula aku tidak menyetujuinya. Jadi, tidak sepantasnya aku mempertanggunjawabkan
hal ini, kan?”
Laras hanya menatap Kai dengan
tatapan tidak percaya. Tiba – tiba Kai mengambil botol minuman, dan tasnya,
lalu mendekat kearah Laras.
“Dengar ya, Laras-ssi. Aku tidak akan pernah mau
mengajarimu.” Kata Kai sambil tersenyum sinis dan menatap Laras dengan tatapan
dingin. Lalu berjalan melewati Laras dengan santai.
“Huh. Dengar ya, Kim Jongin-ssi. Aku, tidak akan menyerah untuk
membujukmu agar melatihku. Dengar itu!” seru Laras.
Tapi Jongin hanya mengabaikannya dan
pergi begitu saja.
“Arrghh! Dasar namja keras kepala!”
gerutu Laras sambil mengacak – acak rambutnya dan menatap kepergian Kai penuh
benci.
To Be Continued…
Preview Chapter 3
“Ah, itu, iya. Appa, mian, aku belum sempat mengatakannya padamu.”
“Kenalkan kami, kami juga trainee
disini.”
“Ne,
tentor kalian juga dari member EXO, kan? Hah, beruntungnya kalian.”
“Ya!
Kau biasa saja. Jangan seperti itu. Ya tentu saja aku sungguh – sungguh.”
“Huh. Tentu saja. Aku tidak akan
tinggal diam.”
“Hey. Aku harus pergi. Cepat
bangun.”
Hehehe,
akhirnya selesai juga part 2.. gimana ceritanya, menarik apa ngebosenin? Hehe..
yah namanya masih pemula dimaklumin ye. ._.v okay, chapter selanjutnya ditunggu
ya, yang mau nunggu.. RCL jangan lupa xD
Comments
Post a Comment