Skip to main content

[FANFIC] My Love, My Kiss, My Heart (Chapter 3)

My Love, My Kiss, My Heart (Chapter 4)

Chapter 4
Title: My Love, My Kiss, My Heart
Author: ggamjongin ^^ Ide by : byunlighters
Genre: drama, romance, comedy
Length: Chapter
Main Cast: Kim Jongin / Kai (EXO), Laras (OC), Puspa (OC), Wu Yifan / Kris (EXO), Kim Yejin


            Author POV
Keesokan harinya, mereka tidak ada jadwal kegiatan apa – apa. Jadi mereka pun memutuskan untuk tinggal dirumah. Lalu, tiba – tiba ada yang mengetuk pintu.
“Aish, siapa sih pagi – pagi sudah mengetuk pintu.” Gerutu Laras sambil berjalan menuju ke arah pintu.
            Karena semalam Laras tertidur di sofa ruang tengah, jadi dia juga yang paling mendengar suara ketukan pintu diluar. Ketika Laras membuka pintu, awalnya belum terlalu jelas, karena matanya masih lengket. Tapi ketika lama – lama membuka matanya, ia menyadari siapa mereka.
            “Eoh, appa, eomma! Kyaa~” teriak Laras heboh sambil memeluk kedua appa dan eommanya.
“Kak, kenapa cuma papa mama yang dipeluk.” Gerutu seorang anak laki – laki.
“Ya! Saeng! Kau juga ikut ternyata.” Kata Laras yang langsung memeluknya. “Kenapa kalian mau kesini tidak bilang – bilang dulu, eoh?”
“Kami kan hanya ingin memberi kejutan.” Kata eomma Laras.
“Arraseo, ya sudah kalian masuk dulu, biar kubawakan barang – barangnya.”
“Ah, tante. Annyeong.” Ucap Puspa yang baru saja bangun dari tidurnya. “Loh, tante kok kesini tiba -  tiba? Papa, Mamaku tidak ikut kesini?”
“Tentu saja mereka ikut. Itu mereka.” Tunjuk appa Laras kearah pintu.
“Woaaa, appa, eomma!” kali ini Puspa yang mendatangi appa dan eommanya dan juga adik laki – laki seorangnya.

Setelah membiarkan kedua orang tua Puspa dan Laras beristirahat, akhirnya Laras mulai menanyakan bagaimana cerita mereka bisa sampai di Korea.
“Jadi, kemarin tiba – tiba ada yang menelepon kami. Seorang paman. Dan ia berkata bahwa anak kami, kalian, diterima menjadi sebuah trainee di salah satu agensi Korea. Pokoknya dia menjelaskan semuanya.” Jelas Appa Laras.
“Ah, itu, iya. Appa, mian, aku belum sempat mengatakannya padamu.” Kata Laras sambil garuk – garuk kepala.
“Iya, tidak apa. Tapi kuliah mu, masih lanjut kan?”
“Tentu saja, appa.”
“Kalian berencana disini sampai kapan?” tanya Puspa.
“Mungkin hanya 3 hari. Kami sudah pesan tiket sepaket untuk pulang pergi, jadi tidak bisa berlama – lama disini.” Kata eomma Puspa
“Oh, begitu ya.”
“Jadi, bagaimana keadaan kalian disini?” tanya appa Puspa.
“Kami.. baik – baik saja kok. Kami juga sangat senang bisa diterima di agensi milik Sooman ahjushhi itu.”
“Cepat ceritakan bagaimana kalian bisa diterima di agensi itu?” kali ini eomma Laras yang bertanya.
Mereka pun akhirnya saling melanjutkan perbincangan mereka.

Akhirnya 3 hari sudah berlalu dan kedua orangtua Puspa dan Laras pun kembali ke Indonesia. Mereka hanya berpesan supaya Puspa dan Laras bisa menjaga diri baik – baik di Korea.
Setelah kepulangan kedua orangtua mereka, Puspa dan Laras pun kembali pada aktivitas mereka dalam kuliah, dan juga trainee. Sebagai trainee, mereka juga harus menutup identitas diri mereka sebenarnya. Maksudnya, mereka bisa keluar gedung, tetapi tidak ada yang boleh tahu kalau mereka itu trainee.
Selesai kuliah seperti biasa, Puspa dan Laras melanjutkan trainee ke gedung SM bersama. Setelah melihat jadwal di pengumuman, mereka masih ada jeda waktu untuk break. Maka dari itu, mereka berjalan menuju kantin SM dan memutuskan untuk makan siang. Karena sepulang dari kampus mereka belum makan.
Ketika mereka duduk di bangku, tiba – tiba ada dua orang gadis yang sepertinya juga trainee, dan mereka duduk bersama mereka.
“Annyeong.” Sapa mereka ramah. Mereka juga membawa makanan mereka. Sepertinya memang ingin bergabung dengan Puspa dan Laras.
Laras dan Puspa hanya saling bertatapan. Lalu menyapa mereka dengan canggung. “A.. annyeong.”
“Kenalkan kami, kami juga trainee disini.” Kata salah satu diantaranya. Ia berponi, berwajah manis dan bermata bulat.
“Ne, dan tepatnya kami juga berasal dari Negara yang sama dengan kalian.” Jawab gadis disebelahnya.
“Mwo? Jincca?” tanya Laras kaget dan dijawab anggukan cepat dari dua gadis dihadapannya. “Tapi, kenapa kalian berbicara dengan bahasa Korea pada kami?”
“Hehe, itu biar kalian tertipu. Haahaha.”
“Perkenalkan, Elita imnida.” Kata gadis bermata bulat itu.
“Aku, Tary. Bangapta ne.” ucap teman sebelahnya. “Kalian Puspa dan Laras kan?”
“Ne. Darimana kalian tahu?” tanya Puspa.
“Tentu saja, kami tahu. Gosip kalian sudah menyebar disini.” Kata Tary sambil mulai memakan makan siangnya.
“Gosip memang ada gossip apa ?” tanya Laras bingung.
“Iya, kalian tahu, kalian satu – satunya trainee luar yang beruntung. Maksudnya, beberapa tahun terakhir ini, CEO SM jarang ada yang mau memberi tawaran. Mereka lebih mengutamakan audisi. Tapi kalian? Kalian langsung ditawari oleh CEO SM. Keren!” ujar Elita.
“Ah, jincca yo?” tanya Puspa masih tak percaya.
“Ne, tentor kalian juga dari member EXO, kan? Hah, beruntungnya kalian.” Kata Tary.
“Iya, benar – benar beruntung. Terutama kau, Laras. Tentormu kan Kai oppa. Aish, jincca, kau pasti sangat senang dengan itu. Dia benar – benar keren!” seru Elita.
“Huh, sebenarnya tidak.” Gumam Laras pelan.
“Apa?”
“Ah, aniyo. Tidak apa – apa.” Kata Laras cepat sambil memasukkan sepotong kogi yang masih panas. “Aakk, panas, panas!”
“Pelan – pelan makanya.” Ucap Puspa sambil memberikan tissue padanya.

Ternyata di meja lain, ada seseorang yang juga sedang membicarakan mereka.
“Siapa sih mereka?”  tanya seorang gadis dengan nada ketus.
“Kau tidak tahu? Mereka kan trainee baru yang ditawari dari CEO SM. Benar – benar beruntung.”
“Seberuntung apa sih mereka. Mereka juga tidak lebih dengan kita yang diplih langsung oleh Sooman ahjusshi.” Kata gadis itu sambil memakan ramyeonnya.
“Sebenarnya mereka sama saja dengan kita, Yejin-ah.” Kata teman dari gadis yang dipanggil Yejin itu.
“Aish, terserah lah. Oh ya, kau tahu apalagi tentang mereka, Hyunmi-ah?”
“Hmm, tunggu sebentar.” Gadis bernama Hyunmi itu tampak berpikir. “Ah iya, mereka di tentori oleh member EXO.”
Yejin, mendongakkan kepalanya dan menatap Hyunmi dengan tatapan terkejut.
“Mwo?! Kau tidak bercanda kan?” tanya Yejin panik.
“Ya! Kau biasa saja. Jangan seperti itu. Ya tentu saja aku sungguh – sungguh.”
“Siapa? Siapa yang menentori mereka?”
“Hmm, Kris dan…… Kai.”
“Mwo? Kai juga? Aish, apa sih yang ada dipikiran Sooman ahjushhi. Kenapa mereka yang harus menentori dua orang itu. Arrgh!” geram Yejin.
“Tenang saja Yejin-ah. Aku tahu kau tipikal orang yang seperti apa. Aku yakin kau tidak mungkin diam saja menghadapi mereka.” Hyunmi mempengaruhi Yejin.
“Huh. Tentu saja. Aku tidak akan tinggal diam.” Kata Yejin sambil menatap sinis keempat orang yang terlihat saling tertawa. Terutama dengan orang yang berurusan dengan Kai.

“Hah, Kris oppa kapan mau mulai mengajariku?” tanya Puspa yang berjalan menuju studio tari. “Aku telpon saja lah.”
Puspa pun mulai menghubungi Kris.
“Oppa, eodiseo? Kita latihan kapan, Jung seonsaengnim sudah menyuruhku untuk segera menghubungimu.”
“Baiklah, kau dimana sekarang? Aku akan menyusul.” Jawab Kris deseberang sana.
“Aku sedang menuju studio tari. Kutunggu disana ne.”
Setelah selesai menelepon, Puspa pun segera berjalan menuju studio tari untuk berlatih sejenak.

Sedangkan disisi lain, Laras masih seperti biasa mencari Kai. Sampai akhirnya ia menemukan Kai sedang duduk dibawah pohon dan memasangkan sepasang headset ditelinganya. Tiba – tiba terlintas di pikiran Laras untuk mengerjai, orang itu. Ia berjalan mendekatinya lalu duduk disebelahnya. Sudah cukup lama Laras menunggu Kai untuk sadar. Tapi sepertinya ia terlalu lelap dalam tidurnya. Dan suasana dibawah pohon itu lumayan rindang, dan membawa suasana kantuk padanya. Akhirnya, lama kelamaan dia ikut tertidur disampingnya, dan meletakkan kepalanya di bahu milik Kai.
Setelah sekitar satu jam disitu – satu jam untuk Laras, dua jam untuk Kai karena ada gossip menyebar kalau Kai tidur pasti bisa dalam jangka waktu lama, dan bisa dimana saja – akhirnya Kai terbangun lebih dulu. Tapi ia merasa ada suatu beban di bahu kirinya. Saat ia menoleh, sudah ia dapati Laras disampingnya. Rasanya ia ingin cepat – cepat bangun dan meninggalkan gadis itu disini. Tapi melihat wajah tenang Laras saat tertidur, ia pun mengurungkan niatnya. Lalu ia memutuskan untuk membangunkannya pelan – pelan.
“Hey. Cepat bangun.” Kata Kai dengan suara bassnya yang terdengar serak. Karena ia baru saja bangun.
Tidak ada respon.
“Hey. Aku harus pergi. Cepat bangun.” Kata Kai sekali lagi dengan suara yang lebih keras, dan menepuk – nepuk pelan pipi Laras.
Laras pun mulai menggeliat dan terbangun dari tidurnya. Lalu melihat Kai duduk disebelahnya.
“Omo! Kau kenapa disini?” tanya Laras.
“Huh, harusnya aku yang bertanya begitu. Kau kenapa disini?”
“Aku.. aku.. tadi.” Laras bingung mencari jawaban.
“Ah, sudahlah, aku mau pergi. Ada latihan.” Kata Kai masih dingin seperti biasa.
“Ah, oppa, chakkaman!”
“Oppa? Kenapa tiba – tiba memanggilku oppa?”
“Karena kau itu lebih tua dariku.”
“Oh. Ada apa lagi?”
“Aku ikut latihan denganmu ya?”
“Tidak. Ini latihan untuk grup. Bukan latihan mandiri. Yang ada semua orang bingung melihatmu ikut latihan.”
“Tapi, kapan lagi kau akan mengajariku eoh? Aku sangat membutuhkan bantuanmu oppa.”
“Kan aku sudah bilang padamu aku tidak akan mengajarimu.”
“Lalu aku harus berlatih pada siapa?”
“Terserah. Itu urusanmu bukan urusanku. Aku pergi dulu. Jangan cari aku.”
“Ya! Jangan pergi lagi, Jongin oppa!”
Seperti biasa, ucapan – ucapan Laras tidak akan didengar olehnya. Laras pun segera berjalan pergi dari pohon itu. Pohon yang secara tidak langsung sudah menjadi tempat kenangan mereka.

Bukan Laras namanya kalau ia menyerah. Keesokan harinya, Laras terus membujuk Kai. Begitupun seterusnya, seterusnya, dan seterusnya. Tapi seperti biasa ia hanya mendapat penolakan dari Kai.
“Hah. Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa?” tanya Laras yang sudah hampir menyerah.
Saat itu ia sedang berdua saja dengan Elita. Semenjak mereka bertemu, mereka menjadi teman dekat. Terlebih karena mereka juga berasal dari Negara yang sama, itu membuat mereka lebih nyaman satu sama lain.
“Aku tidak tahu ternyata Kai oppa sekeras kepala itu. Kau harus terus mencoba Laras, jangan menyerah begitu saja.”
“Ya memang harus begitu, tapi sampai kapan?”
“Masih ada cara lain yang belum kau coba.”
Laras mengikuti arah pandang Elita dan arah pandangnya menuju ke 6 orang laki – laki yang terlihat sedang menikmati makanannya. Semua orang tahu siapa mereka. Dan salah satu diantaranya ada salah satu laki – laki bernama Kai.
“Cepat kesana. Bujuk Kai lagi didepan teman – temannya. Kali ini Kai pasti tidak akan bisa mengelak karena ada teman – temannya.” Kata Elita.
“Kau benar. Ayo!” ajak Laras sambil menarik tangannya kasar.
“Mwo?! Kenapa aku ikut?” tanya Elita yang mendadak kebingungan.
Laras dan Elita pun sampai di meja itu. Laras juga sudah mulai mengenali wajah – wajah mereka. Ada Chanyeol, Suho, Luhan, Chen, Tao dan laki – laki keras kepala itu. Kai. Jongin. Terserah lah.
“Annyeong sunbaenimdeul.” Sapa Laras sambil memasang aegyonya. “Boleh kami duduk bergabung dengan kalian?”
“Ah, tentu saja, sini duduk.” Ajak Suho.
“Ne, kamsahamnida.” Akhirnya Laras duduk di sebelah Suho dan Elita duduk disebelah Tao.
“Namamu siapa? Kau trainee juga?” tanya Tao pada Elita.
“N..ne. Choneun, Elita imnida.” Ucap Elita malu – malu.
“Kalian sudah pesan makanan belum? Biar kupesankan.” Tawar Chen.
“Sudah tidak usah repot - repot sunbaenim.” Kata Laras.
“Tidak. Tentu saja tidak. Kan yang membayari ini semua Luhan hyung.” Kata Chen.
“Mwo? Tega kau Jongdae.” Protes Luhan. Laki – laki terimut yang berada di meja itu.
“Hahaha, bercanda hyung. Kai, kenapa diam saja?”
“Memangnya aku harus bicara apa?” jawab Kai ketus seperti biasa.
“Kau jangan tidak sopan seperti itu. Kudengar kau tidak memperlakukan Laras dengan baik ya?” tanya Suho menyelidik.
“Siapa yang berkata seperti itu? Aku biasa saja kok.”
“Lalu kenapa kau tidak pernah mau mengajarinya? Benar – benar anak ini. Laras-ya, kau tenang saja, jika ada apa – apa katakan saja padaku.”
“N..ne, sunbaenim.” Jawab Laras gugup.
Tapi ternyata dari kejauhan, ada sepasang mata yang menatap tajam kea rah mereka.
“Huh, dasar perempuan tak tahu diri. Sudah mulai berani ia mendekati oppadeul ku?! Lihat saja nanti. Kau dan teman – temanmu akan hancur ditanganku!” geram perempuan itu.

Esok harinya, para trainee baru kedatangan tentor baru. Tentor itu adalah salah satu grup yang ber agensi dibawah SM juga. Grup itu ialah SHINee. Semua trainee sangat senang mendengar hal itu. Lalu mereka segera berkumpul di auditorium untuk memulai latihan mereka.
“Ne, annyeong haseyo, SHINee imnida.” Ucap grup yang beranggotakan 5 orang itu.
Kyaaaa~ Kyaaa ~ kya~ teriak para trainee layaknya seorang fans. Termasuk keempat orang yang duduknya tidak jauh dari panggung, dimana SHINee berdiri.
“Nah, sesuai jadwal, kali ini, kami berlima akan menggantikan seonsaengnim untuk melatih kalian.” Jelas Lee Jinki, sang leader yang biasa dipanggil Onew. Ayam juga bisa.
“Ya. Jadi disini kami akan membagi kalian pergrup sesuai kemampuan kami.” Lanjut Taemin.
“Misalnya, bagian vocal, dibagi dua, salah satu bersama Onew hyung, dan satunya bersama ku.” Ucap member yang paling narsis, Jonghyun.
“Untuk rap juga dibagi dua, ada yang ikut Key-ssi, dan juga ada yang bersama ku.” Jelas member yang paling tinggi dan bermata bulat itu, Minho.
“Aku juga akan membantu modeling kalian nantinya.” Sambung yang paling terlihat fashionista, Key.
“Nah, untuk pelajaran menari atau dance, ikut bersamaku.” Kata Taemin. Maknae, sekaligus main dancer SHINee.
Akhirnya pergrup mulai dibuat sesuai part mereka. Tapi karena semua trainee harus mencoba belajar vocal, rap, menari, dan modeling. Mereka menggunakan konsep roll. Jadi yang sudah belajar bagian vocal, berpindah ke bagian rap, lalu bagian dance, begitu seterusnya. Mereka berempat Laras, Elita, Puspa, dan Tary juga tetap bersama mengikuti pelajaran special dari SHINee.
“Laras, kudengar Taemin dekat dengan Kai loh.” Kata Tary.
“Jincca yo? Dari mana kau tahu?” tanya Laras.
“Tentu saja dari internet. Tapi sepertinya mereka memang dekat.”
“Oh, begitu ya. Lalu aku harus apa?”
“Pabo-ya! Kau kan bisa menanyakan hal itu ke Taemin.” Sahut Puspa tiba – tiba.
“Ya! Hal tentang apa?” tanya Laras.
“Aduh, Laras. Kau kan bisa menanyakan mungkin, kenapa Kai tidak pernah mau mengajarimu.”
“Hmm.. Memangnya dia mau menjawab?”
“Coba saja, siapa tahu berhasil.” Saran Elita.
“Hey, kalian berempat jangan gossip terus, ayo kita mulai latihan vocalnya!” panggil salah satu panitia pendamping.
“Ah, ne.” jawab mereka lalu berjalan menuju kea rah Jonghyun untuk berlatih.

Latihan berjalan dari pagi hingga sore hari. Mereka pun saling berpamitan dan kembali ke dalam kegiatan masing – masing.
“Laras, cepat kau tanyakan ke Taemin. Sebelum dia pulang dan kau menyesal.” Kata Elita yang lebih terkesan mengancam.
“Ah, ne ne. Jangan berkata seperti itu. Kau membuatku ngeri.” Sahut Laras.
“Haha, ya sudah. Aku tunggu dikantin ya. Bye~”
Laras pun mendekati Taemin yang sepertinya sedang membereskan barang – barangnya sebelum ia meninggalkan SM.
“Chogiyo.” Kata Laras.
“Ah, ne. Ada yang bisa aku bantu?” tanya Taemin ramah.
Dia benar – benar beda dengan Jongin oppa. Aish, kenapa dia tidak meniru hyung nya ini?” batin Laras kesal.
“Ah, bagaimana ya, mengatakannya.” Kata Laras sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Ini tentang, K.. Kai-ssi.”
“Hm, Kai-ssi. Ada apa dengan dia?”
“Begini, apa dia menceritakan sesuatu padamu? Kudengar kalian dekat.”
“Dia, memangnya kenapa?” tanya Taemin bingung.
“Ah maksudku. Duh, maaf ya, Taemin-ssi bukannya mau merepotkan, tapi aku ini trainee baru disini, dan kebetulan Sooman ahjusshi menunjuk Kai-ssi untuk menjadi tentorku. Lalu..” Laras memandang Taemin sejenak. Taemin masih menatap Laras, menunggu kelanjutan ceritanya. “Maaf, aku malah jadi cerita begini padamu.”
“Haha, gwenchanayo. Oh ya, namamu siapa?” tanya Taemin.
“Choneun, Laras imnida.”
“Ah, iya sepertinya Kai pernah bercerita tentangmu.”
“Jeongmalyo? Dia bercerita apa?”
“Ya, kalau dia ditunjuk menjadi tentor seorang trainee baru dan orang itu kau. Tapi ngomong – ngomong, apa sebenenarnya yang ingin kau tanyakan?”
“Aku hanya ingin tahu, kenapa ia selalu menghindariku saat aku mengajaknya berlatih. Ia selalu mengatakan bahwa, dia tidak akan menjadi tentorku. Memang salahku apa? Aku kan jadi bingung, harus meminta tolong pada siapa. Kalau aku mengadukan hal ini ke Sooman ahjushhi pasti Kai-ssi akan dimarahi.
“Ya, dia juga menceritakan tentang hal itu padaku.Jadi begini Laras-ssi,sewaktu jaman trainee dulu, dia adalah salah satu trainee yang paling rajin.Ia selalu datang pagi – pagi untuk berlatih. Mengerjakan segala hal yang diperintahka nseonsaengnim dengan baik.Yah, berbed adenganku yang melakukan segalanya dengan pasrah. Hehe. Lalu, suatu hari, ada seorang anak kecil yang meminta Jongin untuk mengajarinya menari. Selama latihan, Kai selalu memforsir anak itu untuk selalu latihan, tanpa mengetahui kesehatan sang anak. Setelah beberapa minggu mereka berlatih keras, anak itu tiba – tiba terjatuh saat sedang menari. Dan setelah Kai membawa anak itu kerumah sakit, dia baru tahu kalau ternyata si anak memiliki penyakit jantung. Selang beberapa hari ia dirawat di rumah sakit, akhirnya ia meninggal dalam tenang. Di saat itulah, Jongin mulai takut jika ada yang memintanya untuk mengajarinya menari, apalagi orang asing yang sama sekali belum pernah ditemuinya.” Jelas Taemin panjang lebar.
“Ah begitu ya. Aku tidak tahu kalau kisah Kai-ssi sekelam itu. Harusnya aku mengetahui ini dari awal.”
“Tidak apa, Laras-ssi. Yang penting kan, kau sudah tahu sekarang.” Balas Taemin sambil tersenyum.
“Hey, maknae, kau tidak mau pulang?” tanya Key.
“Ah, hyung. Ini, aku sudah bersiap untuk pulang. Hm, Laras-ssi, senang mengobrol denganmu. Aku pergi dulu ne?”
“Annyeong.” kata Key kemudian.
Setelah keluar dari auditorium, Laras berjalan melamun, dan masih memikirkan ucapan Taemin.
“Hmm, sebegitu menderitanya Jongin oppa.” Gumam Laras. Hingga akhirnya ia melihat Kai lewat menuju ruang studio tari. Dia sempat bertatap – tapan dengan Laras.
Laras pun dengan senyumnya yang lebar melambaikan tangannya kearah Jongin. Namun hanya dibalas tatapan dingin nan sendu darinya. Laras hanya bisa tersenyum kecut dan memaklumi hal itu. Lalu ia melangkahkan kakinya menuju ke kantin.

“Hari ini jadwalmu apa?” tanya Puspa saat mereka sedang berada di apartemen.
“Ya begitulah, sepertinya aku akan pulang malam. Kau duluan saja tidak apa.” Kata Laras.
Seperti yang dikatakan Laras, hari ini, jadwal latihan nya sampai malam hari. Walaupun tanpa Kai, ia kadang masih belajar menari sendiri, tapi itu tidak maksimal. Selesai berlatih dengan Kang seonsaengnim, guru vocal, ia pun menuju ke loker untuk mengambil jaketnya dan bersiap – siap untuk pulang. Tapi tiba – tiba ia merasakan sesuatu yang aneh. Seperti ada orang yang mengawasinya.
“Ah, siapa disana?” tanya Laras menengok kanan dan kirinya. Tetapi tidak ada siapa – siapa.
Laras yang cuek pun mengabaikan hal itu, dan kembali untuk mengambil jaketnya. Setelah mengunci lokernya, ia kembali merasakan ada sesuatu yang lewat. Ia mencari kemana – mana tidak ada. Sampai akhirnya, ada yang menarik tangannya kasar dan melemparkannya ke pojok lorong. Laras sangat terkejut tetapi ia tidak bisa mengenali siapa orang itu. Yang jelas dia perempuan.
“Kau… siapa?” tanya Laras ketakutan.
Perempuan itu hanya menyunggingkan senyum liciknya dan mengambil sebuah pisau kecil dari sakunya.




To Be Continue…




Hehehe, kali ini dan seterusnya ga pake cover yah, males bikin huhu. Gimana - gimana? Maaf kalo aneh wkwk cuman bisa kayak gini hahaha. Ohya, jangan lupa read comment leave yah :3



Preview Next Chapter...

“Maumu apa?!”
“Apa kau masih tetap tidak ingin mengajariku?”
 “Tentu saja. Lagi pula, mau aku minta tolong dengan tentorku berjuta – juta kali juga tidak akan terkabulkan.”
“Ya! Kenapa kalian menatapku seperti itu?!”
“Aish. Kalian ini. Aku juga sebenarnya bingung harus berbuat apa. Aku takut kejadian masa lalu itu kembali terulang. Aku tidak ingin seperti itu.”
“Dia mengintip siapa sih?”
“Memangnya kau siapa menyuruhku seenaknya?”

Comments

Popular posts from this blog

[FICTIONSTORY] New Zealand is a Good Land (Prolog)

Cerita ini terinspirasi dari acara Amazing F(x), dan nama – nama yang berperan disini mungkin banyak terdapat kesamaan tapi ada juga yang kubikin beda. Jadi maaf ya yang namanya aku pake. Hihihi. Jangan tersinggung please, anggap saja itu orang lain. .-.v PROLOG Banyak sekali grup boyband dan girlband yang sedang berkembang pada saat ini. Tak kalah juga dengan 5 orang gadis yang tinggal di daerah Indonesia, tepatnya di sekitar pulau Jawa, dan lebih menjurus lagi di provinsi DIY, dan tinggal di kota Yogyakarta. ._.v Mereka berlima sudah terbentuk sebagai grup vocal dibawah agensi ternama di Korea. Tetapi karena mereka berlima termasuk trainee Indonesia, jadi mereka diutamakan untuk mempromosikan grup mereka di Indonesia. Mereka juga tinggal dari sebuah dorm yang bisa dibilang cukup besar bagi 5 orang ini untuk berlatih dan sebagainya. Grup ini sudah debut sekitar 3 tahun yang lalu. Nama grup ini adalah Function. Berikut kelima member tersebut.  Cast:

[REVIEW] F(x) - Pink Tape Comeback!!

Yah, seperti yang kalian tahu, F(x) sudah comeback. Setelah perilisan album terakhir mereka "Electric Shock" tahun lalu, akhirnya pada tanggal 29 Juli 2013 mereka kembali dengan album kedua mereka "Pink Tape". Konsep ini sedikit berbeda dengan konsep Electric Shock tahun lalu. Salah satu lagu yang dijadikan single hits di album ini adalah "Rum Pum Pum Pum" atau dalam bahasa Koreanya, "첫 사랑니 (Cheot Sarangni / Wisdom Tooth)". Seperti biasa F(x) mengambil tema tentang cinta di lagu ini. Ya, kalau dari liriknya sih, itu seperti seseorang yang sedang mengalami cinta pertamanya. Pasti ngerasain lah ya yang namanya sakit juga. #curhat. Ya semacam itulah, tapi lagunya bagus, aku suka. Cuman ya buat yang belum pada denger pasti mikir 'Ini lagu apaan sih aneh banget, nggak bentuk?' Yah, aku juga sama seperti itu. Suka banget sama komposer lagu ini. Berani ekstrem. #eaa tapi ya kenyataan namanya juga fans, mau lagunya aneh pun bakal berusaha buat

EXO "XOXO" First Teaser

Annyeong, annyeong... hmmm kemaren tepat tanggal 17 Mei 2013 EXO kembali meluncurkan foto teaser ke dunia maya... (read : twitter, facebook) Mereka mengeluarkan 3 foto teaser.. aku share yah.. Nah ini dia teaser pertamanya.. lucu yah.. entah nanti konsep mereka apa, tapi kalo dilihat dari sini mereka kayak anak sekolahan.. Huaa, mau juga aku kalo disekolah gue ada cowok - cowok kece beginian.. Ohya, bukannya apa - apa, kenapa ya sejak foto - foto teaser keluar tuh yang aku lihat cuma formasi mereka. Maksudku yang duduk didepan or berdiri didepan biasanya yang tingginya nggak tinggi tinggi banget *nahloh kkk~ Ini teaser kedua. EXO - K yeah. Itu lucu banget nggak sih pose mereka. Si Kai lagi kaget soalnya tiba - tiba ada yang motret, si Baekhyun lagi clingak - clinguk cariin tukang nasi goreng yang biasanya lewat udah lewat apa belom eh malah ke poto, si suho bingung mesti gimana mungkin dia pengen kasih tau Baekhyun, "Men, kita lagi pemotretan kenapa lo malah c