Hai hai, aku kembali lagi, haha, maaf chapter 1 nya lama, rada bingung juga mau dilanjutin apa kagak. Yah buat ngisi - ngisi blog, akhirnya aku lanjutkan dan beginilah ceritanya.. selamat membaca ^^
Chapter 1
Author POV
Pada suatu hari di sebuah dorm
dikawasan Yogyakarta, masih terlihat lampu yang menyala padahal waktu sudah
menunjukkan pukul 02.00 AM.
“Jadi apa rencananya??” tanya
seseorang.
“Hmm, mungkin kita ngadain biasa aja
kak.” Jawab seorang lagi.
“Iya, kita kan juga harus persiapan
buat comeback kita.” Kata seseorang membenarkan.
“Bener. Yaudah, besok kita beliin
kue aja deh ya. Terus kita kasih ke dia kapan?” tanya seseorang lagi.
“Masalah itu gampang. Ntar jam 5
biar aku sama Laras yang beli kue. Toko roti depan itu pasti sudah buka kan?”
kata sang leader Cica.
“Oh iya benar. Kalau begitu aku
tidur dulu yah, ngantuk.” Sahut si Yovi yang langsung pindah ke kamarnya.
“Aih, kak Yovi tungguu!” seru si anak
paling muda, Laras.
“Eih, mereka, terus kenapa kita
mesti bangun pagi – pagi coba kalo ternyata segampang itu diselesaikan.” Gerutu
Cica.
“Haha, kak, itu kan idemu sejak tadi
malam. Kau yang mengirim pesan ke kita untuk membicarakan perayaan ulang tahun
Rere.” Jawab Nia mengingatkan.
“Iya sih. Ya sudah, aku mau ke kamar
duluan yah. Kamu cepat tidur, besok masih ada jadwal.” Kata Cica yang langsung
pergi setelah membicarakan itu pada Nia.
Nia yang masih di ruang latihan,
menatap dirinya di dalam kaca. Tatapannya terlihat sendu. Tidak seperti tahun –
tahun sebelumnya. Mungkin ia merasa ada yang berbeda belakangan ini.
“Huh, kak Cica, walaupun ia sedikit
berbeda sama aku. Tapi dia masih perhatian. Aku tahu semua ini bakal berlalu.”
Gumamnya.
Setelah itu ia mematikan lampu di
ruang latihan dan kembali ke kamarnya.
@@@
Keesokan paginya, tepat pukul 5
pagi, Laras dan Cica sudah bersiap siap memakai jaket tebal dan masker untuk
menutupi wajah mereka. Setelah itu mereka pergi keluar dan menuju ke toko roti
di depan dorm mereka.
“Permisi, masih ada cake ulang tahun
nggak, bu?” tanya Cica.
“Ah, iya masih, silahkan masuk kalau
mau melihat – lihat.” Kata si ibu ramah.
“Baiklah, terimakasih bu.” Jawab
Laras.
Akhirnya mereka masuk dan melihat –
lihat kue disitu. Setelah beberapa menit memilih /lama banget -_-/ akhirnya
mereka mendapatkan kue yang sekiranya cocok untuk perayaan ulang tahun Rere.
“Kami beli yang ini ya bu. Oh, ya,
bisa ditulis juga kan di atas kue itu?” tanya Cica.
“Tentu saja. Sini biar ibu ambil
dulu kuenya.”
“Bla..bla..bla..”
“Terimakasih ibu, selamat pagi.”
Kata Cica dan Laras ramah.
“Iya sama – sama nak.”
Setelah sampai di dorm, Nia dan Yovi
yang baru bangun sudah menyambut mereka di ruang tamu.
“Udah dapet cakenya?” tanya Yovi.
“Sudah dong, ini.” Kata Laras,
sambil melepas jaket dan maskernya.
“Eh, Rere, dateng kesini jam
berapa?” tanya Cica.
“Tadi dia update BBM bilang mau
kesini jam 10an.” Sahut Nia setelah meneguk segelas air putih.
“Ah, gitu ya. Masih lama ternyata.
Yaudah, kalian berdua cepet mandi.” Perintah Cica sambil berjalan duduk
mendekati Yovi.
“Masih pagi, dingin kak.” Rengek
Yovi. “Lagian jarang – jarang bisa bangun siang.”
“Jangan manja, cepet mandi. Loh,
Laras mana?” tanya Cica.
“Aku lagi main laptop kak? Aku nggak
tidur kok, tenang aja.” Teriak Laras dari dalam kamar.
“Yaudah kak Yovi ayo mandi.” Ajak
Nia.
“Tuh, sana diajakin mandi sama Nia
loh. Ada temennya.”
“Iya, iya, ayo Ni.”
“Hahaha, akhirnya aku bisa menguasai
TV ini.” Cica tertawa licik. -_-
@@@
“Halo, semuanya aku pulang!” teriak
Rere yang baru pulang.
“Loh pada kemana ya? Kok pada pergi
nggak bilang – bilang?” gumam Rere.
“Happy Birthday to you, Happy
Birthday to you, Happy Birthday dear Rere. Happy birthday to you~ Happy
birthday Rere!” seru keempat member yang lain.
Rere yang melihat keempat sahabatnya
mempersiapkan ini untuknya terlihat sangat senang dan terharu. Yovi sudah siap
dengan kameranya merekam semua adegan ini. Laras membawa kuenya, Cica dan Nia
yang menyanyikan lagu untuk Rere.
“Ah, makasih banget kalian baik
banget sih ngerayain ulang tahunku.” Ucap Rere.
“Setiap tahun kan kita udah ngadain
Re.” koreksi Yovi.
“Oh iya benar. Tapi kan ini disela –
sela kesibukan kita. Aku pikir kalian lupa.”
“Tentu saja enggak. Jadi gimana, apa
yang pengen kamu lakukan di usiamu yang ke 19 ini?” tanya Cica.
“Hmm, apa ya? Ada banyak banget lah.
Pengen pergi ke klub, pengen jalan – jalan sama cowok ku..”
“Ho? Cowokmu? Tapi kan kalian gak
boleh terlihat pacaran didepan publik. Nanti kalau agensi kita tahu bahaya.”
Kata Laras.
“Iya, aku tahu, makanya itu masuk
list salah satu keinginanku.”
“Mmm, gimana kalau keluar negeri?”
usul Nia.
“Yang ulang tahun Rere, Ni.” Sahut
Cica sambil memakan kue ulang tahun Rere.
“Ah… ya aku setuju sama usul kak Nia.
Aku pengen pergi ke New Zealand!” seru Rere.
“Serius kamu?” tanya Cica. “Kalau
memang kamu mau, coba nanti kutelpon manager kita.”
“Memang bisa kak?!” tanya Amber sambil
mengarahkan kameranya kearah Cica.
“Mmm, siapa tahu? Coba kita telpon
sekarang.” Cica pun mengambil ponsel I-Phone 5 nya lalu menelpon manager.
(Ceritanya pake bahasa Korea soalnya
managernya dari Korea)
“Halo, kak manager. Hari ini kan
ulang tahun Rere, boleh nggak kalo kita ngerayain dengan liburan di New
Zealand?” tanya Cica polos.
Member lainnya memandang kearah Cica
penuh harap.
“Ah?
Ke New Zealand?? Hmm, ya nanti coba kita rundingkan dulu ya Cica.” Jawab
sang manager.
“Oh baiklah, kamsahamnida (terimakasih) kak manager.” Cica menutup telponnya.
“Gimana kak?” tanya Laras.
“Tadi baru mau dirundingin kok.
Semoga saja bisa.”
@@@
Di Seoul, Korea Selatan…
“Permisi, tuan.” Kata seorang laki –
laki yang berusia sekitar 30 tahun.
“Ah ya, ada apa tuan Kim?” tanya
pria yang dipanggil.
“Selamat Pagi, maaf sebelumnya, ada
hal yang ingin saya sampaikan, sekiranya tuan mau mendengarkan.” Jawab si Tuan
Kim.
“Tentu saja, duduklah Soo Hyun-ah
jangan sungkan – sungkan. Hahaha.” Tuan itu tertawa renyah.
“Baiklah, Kangta hyung (panggilan laki – laki yang lebih
muda kepada laki – laki yang lebih tua di Korea). Jadi begini, kau tahu grup
girlband yang kau serahkan padaku, yang berdomisili di Indonesia itu?” tanya
pria yang ternyata bernama lengkap Kim Soohyun itu.
"Ah iya, kenapa? Function kan?”
“Ya, hyung. Jadi, mereka tiba – tiba
meminta untuk pergi ke New Zealand untuk merayakan ulang tahun Rere. Kalau
misalkan ini semua dilaksanakan, apa hyung akan mengijinkannya?”
“Hmmm, New Zealand ya? Aku
sebenarnya sudah memikirkan ini sejak beberapa hari yang lalu. Aku berfikir
supaya Function pergi ke suatu tempat yang jauh, yahh, untuk refreshing.
Mungkin mereka terlalu penat menjalani pekerjaannya yang sangat sibuk itu.
Sekaligus untuk promosi mereka.”
“Jadi, hyung mengijinkan?”
“Yah, selama mereka tidak ada jadwal
akhir – akhir ini, tidak apa Soohyun-ah.”
“Benarkah? Ah, terimakasih banyak, hyung. Mereka pasti sangat senang
mendengar kabar ini.”
“Ya, kau atur saja semuanya, masalah
biaya, sudah ada yang menyiapkan.”
“Baiklah, terimakasih hyung, kalau begitu, aku akan segera
mengabari mereka.”
Akhirnya Soo Hyun keluar dari kantor
Kangta, dan segera menghubungi Cica.
@@@
~Tururuttururut~ Ponsel Cica
berbunyi. Tapi hanya ada Laras disitu. Semua member sedang mengurus urusannya
masing – masing, dan parahnya si empunya handphone malah tertidur. Jadi, dialah
yang mengangkat telponnya.
“Ah, Soohyun oppa (panggilan perempuan kepada laki – laki yang lebih tua di
Korea). Halo?” jawab Laras.
(kembali bicara bahasa Korea)
“Ah, ini Cica?” tanya Soohyun dari
kejauhan.
“Bukan, ini Laras oppa. Kak Cica sedang tidur. Baru saja
kami selesai latihan disini. Ada apa?”
“Oh, pantas saja suara nya berbeda.
Begini, tawaran Cica yang tadi pagi itu. Sudah disetujui oleh Kangta hyung.”
“Tawaran? Tawaran apa?” Laras tiba –
tiba lupa. -_-
“Aduh, kau ini. Tadi Cica memintaku
supaya kalian pergi ke New Zealand. Dan sekarang kalian bisa kesana.”
“Oh, yang New Zealand. HAA?! NEW
ZEALAND??!!” teriak Laras kaget plus heboh jadi satu.
(Korean mode: off)
“Heh! Laras apaan sih teriak – teriak??” tanya Yovi yang
sedang bermain PS dengan Rere.
“Kita… Kita..” Laras speechless.
“Ada apa sih ribut – ribut?!” tanya
Cica sedikit kesal karena teriakan Laras barusan.
“Sini deh, tadi Soohyun oppa telpon, dan kalian tahu? Kita beneran
mau ke New Zealand. Hyaaaaa~”
“Ah! Serius kamu? Mana aku mau
ngomong sama Soo Oppa.” Kata Cica
yang langsung menyahut handphonenya dan menelepon lagi Soohyun.
(Korean mode: on)
“Halo, oppa, memang benar kita jadi
ke New Zealand?” tanya Cica to the point.
“Iya benar. Sudah lebih baik kalian
segera siap – siapkan barang kalian dan berangkat menuju Korea. Aku sudah
mengantarkan tiket untuk kalian, nanti kalian tinggal berangkat ke sini. Kita
akan membicarakan ini lagi setelah kalian sampai di Korea, okay.” Jelas
Soohyun.
“Ah, yaya, baiklah, makasih ya Oppa,
saranghae (aku mencintaimu), hahaha.”
Ucap Cica lalu segera menutup ponselnya.
“Gimana kak? Beneran? Kok malah ada
saranghae, saranghaenya??” tanya Nia.
“Hahaha, memang bener kita jadi ke
New Zealand. Yaay!!” seru Cica sambil memeluk keempat membernya.
“Wah, benarkah?? Asyik, liburan!”
seru Rere.
“Yayy ahahaha!” seru Yovi yang sudah
speechless.
Malamnya mereka segera menyiapkan
barang – barang yang akan mereka bawa untuk menuju Korea, tetapi tidak
semuanya, karena barang – barang mereka yang lain masih ada di dorm mereka di
Korea. Kebetulan tiket mereka sudah datang, dan mereka pun segera melaju menuju
Korea.
Setelah melalui perjalanan yang
cukup lama, mereka pun sampai di Korea. Tanpa diduga – duga, ternyata banyak
fans yang menunggu di bandara Incheon. Entah mereka tahu dari mana kalau
Function akan datang ke Korea, tapi banyaknya kerumunan fans itu untungnya bisa
diatasi karena bodyguard bodyguard yang sudah disiapkan. Dari airport, mereka
pun menaiki mobil dan berangkat menuju dorm sekitar setengah jam.
Akhirnya mereka sampai di dorm. Di
depan dorm pun ternyata sudah ada beberapa fans yang menunggu, tetapi tidak
sebanyak di airport tadi. Wah, fans Function di Korea pun cukup banyak.
“Annyeong
haseyo (Halo), we are Function.”
Seru mereka berlima setelah sampai di dorm dan bertemu dengan para
penggemarnya. Tapi hanya sebentar lalu mereka sudah disuruh masuk oleh manager
mereka.
“Hei, kalian, akhirnya sampai juga.”
Kata Soohyun sambil menjabat tangan mereka satu – satu.
“Iya, oppa, maaf kami tak sempat beli oleh – oleh karena waktunya yang
juga mepet.” Kata Nia.
“Aih, sudah lah, aku sudah kenyang
makan – makanan di Jogja. Sudah cepat ke dorm kalian, jika ingin beristirahat
dulu.”
“Ne
(ya).” Jawab mereka kompak dan segera menuju ke dorm mereka di lantai 3.
Ternyata ada grup senior mereka yang
lain di dorm itu.
“Wah, Function, kalian akhirnya ke
Korea, memang tugas kalian di Indonesia sudah selesai?” tanya Bery, dia member
dari grup Boyband ‘SHu’.
“Belum sih, kak. Kita kan mau ikut –
ikut an kalian.” Yovi spoiler.
“Loh, ikut – ikutan apa?” Dodot
nimbrung. Dia juga member dari ‘SHu’.
“Kemarin kalian pergi ke luar negeri
itu loh.” Jelas Laras.
“Ohh, wah, kalian juga? Seru banget!
Kalian mau kemana?” tanya Bery.
“Kita mau ke New Zealand.” Jawab
Cica.
“Oh, jadi kalian bareng – bareng.”
“Iya.”
“ Ya sudah, kita ke dorm dulu ya kak. Bye~” kata Nia. Setelah
itu mereka semua masuk ke kamar masing – masing untuk beristirahat.
@@@
“Jadi kalian sudah tahu kan kalau
dua hari lagi kalian berangkat ke New Zealand?” tanya Soohyun.
“Ne.”
jawab mereka.
“Nah, kalau begitu kalian hanya
cukup menyiapkan apa yang mau kalian
bawa. Aku sudah menyiapkan paspornya jadi kalian tinggal berangkat.
“Jinccayo
(benarkah) oppa?! Waaa, neomu gomawoyo (makasih banyak)!!” ucap
Victoria.
Setelah itu mereka off, dan mulai
packing sejak hari itu.
Keesokkan harinya sebelum mereka
berangkat. Cica menyuruh member – membernya untuk membuat sebuah bucket list.
Bucket list ialah sebuah daftar yang berisi keinginan – keinginan mereka. Apa
saja boleh mereka tulis, dan mereka mempunyai misi sebisa mungkin melakukan
apapun yang mereka tulis di bucket list itu selama di New Zealand nanti.
“Aduh, aku bingung mau menulis apa?”
tanya Laras yang sedang sibuk menulis.
“Iya, kira – kira apa ya?” Nia juga
bingung.
“Ah, aku tahu, aku akan mencoba
seluruh kuliner yang ada disana.” Kata Cica senang.
“Ah, kau ini yang dipikirkan hanya
makan melulu.” Gumam Rere yang duduk bersama Yovi jauh dari mereka.
“Wahh, aku mau bertemu dengan Ilama
saja. Disana banyak hewan itu kan?” tanya Yovi.
“Ah, iya, aku dengar juga banyak
sekali hewan – hewan ternak disana. Aku sudah tidak sabar untuk pergi kesana.”
Kata Cica.
Setelah beberapa menit berlalu
akhirnya mereka pun selesai menulis bucket list dan kembali pada kesibukan
masing – masing.
@@@
Hari yang ditunggu – tunggu pun
tiba. Mereka segera menyiapkan barang – barang yang akan mereka bawa. Supaya
tidak ada satupun yang tertinggal. Soohyun sang manager tidak bisa ikut dengan
mereka karena ini adalah salah satu acara dimana mereka sendiri yang akan
bertanggung jawab dengan acara ini. Jadi maksudnya mereka akan diberikan waktu
untuk membuat acara sendiri.
“Bagaimana kalian sudah siap belum
?” tanya Soohyun.
“Ne!”
jawab kelima member itu semangat.
“Pastikan tidak ada yang ketinggalan
ya, dompet, handphone, passport, koper, dan barang – barang kalian yang lain.”
“Ne,
oppa, aku sudah membawa semuanya.” Jawab Rere yang langsung masuk ke dalam
mobil.
Mereka membawa 2 mobil. Mobil
pertama berisikan sang manager, Cica dan Laras. Sedangkan mobil lainnya adalah
ketiga member sisanya. Oh, ya, tentu
saja mereka tak lupa dengan yang namanya ‘airport
fashion’. Mereka menggunakan pakaian – pakaian modis yang sesuai dengan
selera mereka. Cica menggunakan celana hot
pants berwarna biru, yang sesuai dengan atasan jeansnya yang ia pakai. Kalau Nia, ia memakai jaket kulit panjang
berwarna biru tua, dan kacamata untuk menutupi wajahnya yang tidak memakai make up. Yovi, memakai topi kupluk
bercorak hitam abu – abu untuk melindungi rambutnya dari angin, dan membawa tas
ransel yang tidak terlalu besar. Rere memakai kemeja kotak – kotak berwarna
hitam dan putih, ia juga menggunakan rok panjang berwarna hitam, dan tak lupa
kacamata hitamnya yang membuat ia tampak cool.
Kalau Laras hanya memakai jaket jeans
berwarna hitam yang ia kancingkan, dan celana jeans hitam panjangnya, juga sepatu ket berwarna putih. Itulah style mereka hari ini!!
Mereka pun sudah masuk ke dalam
airport. Dan ini untuk pertama kalinya mereka pergi sendiri tanpa bimbingan
sang manager.
“Eh, kita kemana nih sekarang?”
tanya Nia.
“Ah, ayo kesini. Kita coba lihat
dulu jadwal keberangkatannya.” Cica pun berjalan lebih dulu untuk membimbing
para membernya.
“Oh, ini dia. Oakland. Kita harus
mencari tempat yang jalurnya ke Oakland. Ayo!” ajak Cica semangat.
Setelah berputar – putar sampai 20
menit lamanya mereka masih belum menemukan jalur itu. Akhirnya mereka menyerah
dan bertanya kepada petugasnya, lalu sampailah mereka ke tempat yang sudah
mereka cari tadi.
“Untung saja ketemu kak. Kalau tidak
kita malah bisa ketinggalan pesawat.” Kata Yovi sambil mengeluarkan passportnya.
“Eh, tunggu sebentar. Passportku dimana ya?” tanya Nia panik.
“Loh, kau tadi sudah memasukkannya
belum?” tanya Cica.
“Sudah kok. Sepertinya sudah ku
masukkan. Tapi kenapa tidak ada di tas?” tanya Nia sambil mengorek – orek lagi
tas ransel bercorak bunga miliknya.
“Benarkah? Apa jangan – jangan
ketinggalan?” tanya Laras yang malah membuat suasana tambah panik.
“Wah, kalau begitu kau tidak bisa
ikut pergi dengan kami dong. Bagaimana?” tanya Cica yang malah bercanda.
“Kak, aku tidak bercanda. Bagaimana
ini?” Nia menjadi panik.
“Hey, Nia!” panggil seseorang.
“Oh, Soohyun oppa!” Ternyata Soohyun yang datang.
“Ini ku bawakan passportmu. Tadi sopir dari mobilmu yang melaporkan. Untung dia
mengatakan padaku, kalau tidak kau mungkin tidak bisa pergi bersama mereka.”
“Ah, ne kamsahamnida oppa!”
“Ya sudah cepat kalian berangkat.
Aku pulang dulu ya, ada urusan lagi. Hati – hati. Ah, Cica jangan lupa kabari
jika sudah sampai.”
“Ne,
oppa. Kau juga hati – hati ne.”
Waktu sudah menunjukkan saat keberangkatan. Mereka pun segera
berjalan menuju pesawat yang akan berangkat menuju ke Negara impian mereka, New
Zealand.
@@@
Setelah melalui perjalanan yang
berlangsung kira – kira 11 jam perjalanan dari Korea, mereka pun akhirnya
berhasil landing di Bandara
Internasional Oakland, New Zealand. Sempat ada beberapa masalah saat mereka
sedang dibandara. Setelah 30 menit akhirnya mereka berhasil keluar dari bandara
dan bersiap – siap menuju ke hotel mereka.
“Haha, kuncinya ada di aku. Jadi
kalian harus mengikuti aku.” Kata Laras mengejek.
“Aduh, males lah. Aku capek.” Keluh
Rere.
“Kenapa harus mengikuti kamu?” Ucap
Cica.
“Kan aku yang membawa kunci. Hehe.”
Jawab Laras polos.
“Ah, akhirnya kita sampai juga di
New Zealand. Oh ya, kita masih ada perjalanan selanjutnya.” Kata Cica.
“Hah? Apa lagi?” kali ini Nia yang
bertanya.
“Kita akan pergi menuju ke hotel
menggunakan bus travel ini.”
“Apa?! Duduk lagi? Ya ampun pantatku
sampai panas sebelas jam duduk di pesawat.” Keluh Yovi.
“Sudah jangan mengeluh, waktu kita
menuju ke hotel adalah 4 jam. Ayo!” Cica pun segera masuk ke dalam sebelum di
omeli oleh keempat member lainnya.
Didalam bus mereka duduk paling
belakang. Yang duduk tepat belakang sendiri adalah Nia dan Yovi. Cica duduk
berdekatan dengan Laras dan Rere dikursi seberangnya. Mereka semua saling
mengagumi pemandangan yang mereka lewati selama perjalanan. Terutama Cica.
Melihat sapi yang berada di New Zealand saja ia sudah heboh bukan main. Mungkin
sapi New Zealand dan sapi Jogja memang benar – benar berbeda. Sebelum sampai ke
hotel, mereka pun mampir dulu di sebuah toko, untuk membeli beberapa camilan,
atau coklat atau es krim. Selesai berbelanja, akhirnya mereka sampai juga di
hotel kecil yang sudah dipesankan sejak jauh hari oleh sang manager yang
berduit. Hahaha.
“Huah, punggungku pegal sekali.”
Ucap Rere sambil merenggangkan otot – otot punggungnya.
“Eh, Ras, nomer berapa kamarnya?”
tanya Cica.
“Sebentar aku lihat. Hmm, 37.” Jawab
Laras.
“37? Okey!”
“Ya ampun duduk lama begini benar –
benar membuat punggungku sakit.” Lagi – lagi Rere mengeluh.
“Aku juga.”
“Kalau kalian duluan sampai kesana
tanpa aku kalian juga tetap saja tidak bisa masuk. Kan kuncinya ada di aku.”
Ejek Laras yang sengaja berjalan paling belakang.
“Ah itu dia, itu dia hotelnya!” seru
Cica yang sudah jauh didepan.
“Kak, boleh aku duduk di kopermu?”
tanya Rere pada Cica.
“Jangan, jangan. Malah tanganku yang
patah nanti karena menarikmu. Hey, nona yang membawa kunci disana, cepat kemari
dan buka pintunya!” seru Cica pada Laras.
“Iya, yang membawa kunci!” panggil
Yovi yang sudah sampai duluan.
Tapi Laras hanya semakin
memperlambat jalannya dan menggantung – gantungkan kunci di depan mereka untuk
mengerjai teman – temannya.
“Kalian ingin masuk?” canda Laras
lagi. “Benar – benar ingin masuk?”
“Aish, cepetan dibuka.” Perintah
Cica sambil menendang – nendang Laras.
Akhirnya Laras segera membukakan
pintu untuk mereka. Dan mereka langsung masuk untuk melihat – lihat isi ruangan
dari hotel yang akan mereka tempati beberapa hari ini. Setelah melihat – lihat
mereka pun menaruh barang di kamar – kamar mereka dan juga beristirahat sejenak
karena jetlag akibat perjalanan jauh
mereka.
“Ya sudah, sekarang kita istirahat
sebentar tapi setelah itu ganti baju dan kita berjalan – jalan di sekitar
sini.” Perintah Cica.
“Yuhuu~ oke siap, kak!” seru Rere.
Mereka semua pun sudah mengganti
pakaian mereka. Dan berjalan menuju ke tengah – tengah kota Rotorua.
“Mereka bilang ini adalah center dari Rotorua ini.” Jelas Nia.
“Ah, karena tempat ini luas,
bagaimana kalau kita berpencar saja? Ayo – ayo kita pergi terserah pergi kemana
saja.” usul Cica.
“Aku tidak mau. Kalian jangan pergi
sendiri – sendiri.” Keluh Rere.
Cica, Nia dan Yovi sepertinya sudah
mulai berjalan menjauh sedangkan Laras dan Rere masih berdiam diri di tempat
itu.
“Re, mau kemana kamu?” tanya Laras.
“Aku juga tidak tahu.” Jawab Rere
bingung. “Kita mau kemana nih? Ayo cepat kita segera memutuskan!”
Disisi lain Cica sudah berjalan dan
berkeliling di sekitar tempat itu.
“Wah, seandainya aku bisa minum kopi
disini. Bisa tidak ya, kalau memesan dan dibawa masuk ke toko?” gumam Cica.
Sedangkan Nia dan Yovi masih sibuk
berargumen masalah kemana mereka akan pergi. Namun akhirnya Yovi berlari dan
menjauhi Nia agar ia tak mengikutinya pergi.
Hmm, kira – kira apa ya yang akan
terjadi kepada mereka berlima? Tunggu di chapter berikutnya ^^
Aku suka. Ceritanya udah familier buat aku hihihi. Nice wrote, lanjutkannnn...
ReplyDeletewahahaha, ada cast nya lagi komennn.. :3 wkwk, okeh kakak.. ^^
Delete